Solusi berbasis mikrobiota usus berangkat dari pemahaman bahwa kesehatan manusia sangat dipengaruhi oleh miliaran mikroorganisme yang hidup di dalam saluran pencernaan. Mikroba ini berperan dalam berbagai fungsi penting, termasuk pencernaan, metabolisme, dan sistem kekebalan tubuh.
Dalam konteks gula dan diabetes, penelitian terbaru menunjukkan bahwa mikrobiota usus tertentu dapat membantu mengatur kadar gula darah dan meningkatkan sensitivitas insulin. Jika dikembangkan, ini bisa menjadi salah satu pendekatan baru dalam pencegahan dan pengelolaan penyakit metabolik.
Pendekatan ini berkaitan erat dengan probiotik, yaitu mikroorganisme hidup yang dapat memberikan manfaat kesehatan jika dikonsumsi dalam jumlah yang cukup. Probiotik umumnya berupa bakteri baik seperti _Lactobacillus_ dan _Bifidobacterium_, yang sering ditemukan dalam produk fermentasi seperti yogurt dan kefir.
Namun, solusi berbasis mikrobiota usus tidak terbatas pada probiotik saja. Ada juga prebiotik —zat makanan yang mendukung pertumbuhan bakteri baik— serta metode yang lebih spesifik seperti transplantasi mikrobiota feses (FMT) untuk memperbaiki komposisi mikrobiota usus pada penderita penyakit tertentu.
Suplemen _Akkermansia muciniphila_ adalah salah satu bentuk solusi berbasis mikrobiota usus yang mulai mendapat perhatian dalam penelitian. Bakteri ini diketahui memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan lapisan mukosa usus serta meningkatkan metabolisme glukosa dan lemak.
Studi menunjukkan bahwa konsumsi suplemen _Akkermansia_ dapat membantu meningkatkan sensitivitas insulin dan menurunkan kadar gula darah, menjadikannya alternatif potensial dalam mengatasi resistensi insulin dan diabetes tipe 2. Meski demikian, penggunaannya masih dalam tahap pengembangan, dan belum menjadi terapi standar.Di satu sisi, pemerintah sibuk menjaga pasokan gula agar kita tidak kekurangan "manis dalam hidup." Di sisi lain, data menunjukkan bahwa kita sudah kelewat manis, hingga terancam diabetes massal. Sementara solusi berbasis mikrobiota usus masih dalam tahap pengembangan, kita tetap perlu mengurangi konsumsi gula.
Jadi, mungkin sudah waktunya kita mengubah slogan hidup. Jika selama ini "hidup itu manis," mungkin lebih tepat jika kita berkata, "Hidup itu cukup manis —asal tidak berlebihan." Sebab, pada akhirnya, kesehatan yang baik adalah manis yang sesungguhnya.
Cak AT - Ahmadie Thaha