Taman Safari tuh udah kayak tempat wajib kalau lagi mikir liburan bareng keluarga. Mau lihat singa, panda, sampai zebra dari deket, semua ada. Edukasi? Ada. Atraksi? Banyak. Feed binatang? Instagramable banget. Tapi… di balik semua gemerlap dan vibes happy itu, ternyata ada sisi lain yang jauh dari kata menyenangkan. Belakangan, Taman Safari Indonesia (TSI) lagi-lagi ramai dibahas gara-gara dua isu serius: eksploitasi pekerja dan dugaan perdagangan satwa langka.
Sirkus Seru, Tapi Nggak Semua Tertawa
Awal mula hebohnya TSI datang dari pengakuan mantan pemain Oriental Circus Indonesia (OCI) yang curhat ke media soal pengalaman pahit mereka. Ada yang bilang pernah dipaksa kerja dalam kondisi nggak manusiawi, kena kekerasan, dan lain-lain. Kasus ini sampai masuk ke Kementerian HAM, lho.
TSI langsung ngegas klarifikasi. Katanya, mereka nggak punya hubungan hukum atau bisnis apa pun sama OCI. Tapi publik tetap curiga. Soalnya, katanya ada individu yang terlibat di dua lembaga itu sekaligus. Netizen langsung nyambungin: “Loh, jangan-jangan ini sistemnya nyambung juga ya?”
Satwa Langka, Dokumen ‘Putih-Putih Tipis’
Isu lain yang bikin nama TSI ikut tercemar soal dugaan keterlibatan dalam perdagangan satwa dilindungi. Ini kejadiannya memang udah beberapa tahun lalu, tepatnya 2019. Waktu itu, Bareskrim Polri menyelidiki adanya jaringan perdagangan satwa ilegal yang dokumennya "diputihkan". Artinya, asal-usul satwa liar dari jalur ilegal diakalin seolah-olah legal. TSI disebut sebagai salah satu pihak yang ikut dipanggil buat dimintai keterangan. Walaupun statusnya belum tentu tersangka, tetep aja bikin publik ngerasa: “Ini tempat konservasi kok bisa keikut nyangkut?”Klarifikasi vs Rasa Penasaran Publik
Pihak Taman Safari pun sudah buka suara. Mereka bilang kalau:
Pertama, Nggak ada kerja sama resmi sama OCI