“Saya tidak,”kata kawan yang lain.Mereka pun berdebat sambil tertawa-tawa, apakah ke Bukittinggi musafir, 90 Km. Yang satu menganggap itu hadiah dari Allah, maka harus dijamak, kalau di dunia, semacam diskon beli baju atau mobil. Yang satu bilang walau terbilang musafir, untuk apa dijamak. Saya sudahi perdebatan kecil mereka dengan membagi minuman kaleng.
Kami sampai di Bukittinggi. Siang bertekuk lutut pada kekuasaan sore. Saya saksikan banyak baliho imbau-imbau, segala macam kampanye. Seputaran Jam Gadang sampah mulai berkurang, walau masih ada. Di Jam Gadang banyak sekali orang berjualan diantara pwngunjujg yang berlalu-lalang. Oang-orang berfoto ria dengan telepon genggamnya masing-masing. Dunia dalam genggaman, ilmu belum.Editor : Eriandi