Galodo Masih Mengancam, Membenar Seriuslah Urus Tol

×

Galodo Masih Mengancam, Membenar Seriuslah Urus Tol

Bagikan berita
Khairul Jasmi (ist)
Khairul Jasmi (ist)

PADANG - Jalan tol yang pengerjaannya terhalang-halang itu terbukti sekarang kian penting di tengah ancaman galodo dan longsor pada jalur-jalur utama di Sumatera Barat. Wibawa Pemprov yang tinggi sebaiknya dipakai untuk menuntaskan proyek stategis dimaksud.

“Pak gubernur, pak bupati, dan bapak-bapak yang lain, kami kritik kinerjanya dan jalan keluar untuk lalu lintas orang serta barang sekarang ada dua, pertama jalan tol, kedua kereta api. Berhentilah akan ke akan saja sejak dulu. Tunjukkan kepada rakyat keseriusan,” kata tokoh pers, Khairul Jasmi di Padang, Jumat (17/5).

Saat ini jalan tol cempong- cempong alias di sini sudah, di sana tidak. Kendalanya pembebasan lahan. “Di Jawa tol sepanjang pulau itu selesai pembebasan lahan. Ini kendala bukan pada pemilik lahan tapi kinerja pemerintah yang seperti kerupuk kena siram kuah, layu tak berdaya,” kata dia.

Tol yang tak sampai 40 Km itu seperti cermin buruk kinerja Pemrov. Pihak Hutama Karya dapat pengalaman berharga di Sumbar, betapa sulitnya membuat jalan di sini.

Galodo yang menghancurkan Lembah Anai adalah bukti tak terbantahkan kehadiran tol dan jalan kereta api sudah sangat mendesak. Tol hal baru di republik, sedangkan jalur kereta api sudah lebih satu abad, setua tambang batubara ombilin. Tak banyak provinsi yang punya rel. Dari yang sedikit itu ada Sumbar.Hari ke hari pergerakan orang dan barang kian padat di jalur Padang Bukittinggi.

Rata- rata ada 24 ribu unit mobil lewat jalan negara Padang - Bukittinggi dalam sehari, sebagaimana data Dishub Sumbar.

Sebelumnya Gubernur Mahyeldi sempat menyebut, selesai tol Sicincin maka lanjut ke Riau. “Jika ini benar mantaplah itu,” tutur Wakil Ketua Forum Pemred Indonesia ini.

Gubernur juga menyebut reaktivitas kereta api juga segera dilakukan. Tanpa ekspose berlebihan kereta api sudah beroperasi sampai ke ujung rel di Padang Pariaman, Sungai Limau.

Sementara ujung rel lainnya ada di Nagari Limbang. Ujung lain di Sawahlunto dan di Pulo Air, Padang. Hanya Limbang yang belum disentuh kereta zaman kontemporer ini.

Mulyadi (ist)
Mulyadi (ist)

Akan halnya tol, sudah seperti mimpi bagi orang Sumbar. Iya ke iya saja tapi tak juga selesai. “Di sana tampaklah janji memang manis bak tebu,” tambah Wakil Ketua KNPI Sumbar, Mulyadi.

Editor : Rahmat
Bagikan

Berita Terkait
Terkini