Dikatakannya, masyarakat harus mencoba menerima saran dari pemerintah terkait dengan vaksin.Menurutnya, kecil kemungkinan pemerintah akan mencelakakan rakyatnya sendiri. "Mana ada
pemerintah mau mencelakakan rakyatnya sendiri. Itu berat pertanggungjawabannya. Jadi cobalahberpfikir positif dengan pemerintah,"ulasnya.
Dicontohkannya, selama ini untuk mengatasi sejumlah pendemi seluruh dunia selalu vaksin solusinya.Seperti colera, folio dan campak. Hanya vaksin yang dapat mengatasi semua pandemi itu. "Kalau
vaksinnya yang jadi masalah, dari kecil kita sudah banyak vaksin dalam tubuh kita. Tapi kita menerimasaja, sekarang kenapa ketika ada pandemi yang nyata berbahaya Covid-19, harus mempercayai hoaks
yang tidak jelas sumbernya," tegasnya.Efek yang sama juga disampaikan Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sumbar, dr Pom Harry Satria. dr
Pom juga mendapatkan vaksinasi bersamaan dengan pencanangan vaksinasi di Sumbar tanggal 14Januari lalu.
dr. Pom mengaku hingga kini tidak mendapatkan efek membahayakan. Dirinya hingga Sabtu, (16/1)masih baik-baiknya. Tidak ada dirinya merasakan efek seperti yang dikawatirkan beredar bebas dimedia sosial."Vaksin itu sudah melalui proses yang panjang. Dia menggunakan standar WHO dan pengawasan yang
ketat dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan yang ketat. Secara materi dan pembuatannya tidaksembarangan, jadi kita tidak bisa mengatakan vaksin itu sengaja dibuat untuk mebahayakan kita.
Buktinya saya tidak mendapatkan efek berbahaya,"sebutnya.Dikatakannya, selaku Ketua IDI dirinya jelas akan ikut mengawasi reaksi vaksin tersebut pada
Editor : Eriandi