Tak lama lagi, Ramadhan 1446 H akan segera berlalu. Namun, kerinduan kami terhadap ibadah di bulan penuh berkah ini masih belum terpuaskan. Nikmatnya makan sahur, indahnya shalat Subuh dalam kesejukan pagi, sungguh menghadirkan ketenangan yang mendalam di dalam hati. Setiap detik dalam bulan suci ini begitu berarti, setiap langkah menuju masjid terasa lebih ringan, dan setiap doa yang terlantun mengandung harapan besar akan ampunan dan keberkahan dari-Mu, ya Allah.
Sejak awal Ramadhan, hati ini telah dipenuhi harapan besar. Harapan untuk memperbaiki diri, mendekatkan diri kepada-Mu, serta merasakan kedamaian dalam ibadah yang lebih khusyuk. Setiap kali azan Maghrib berkumandang, rasa syukur meluap di dada karena Engkau masih mengizinkan kami menikmati hidangan berbuka dalam kebersamaan. Begitu pula saat sahur, ketika kantuk masih menyelimuti mata, tetapi semangat untuk meraih keberkahan tidak pernah padam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Makan sahurlah kalian, karena sesungguhnya dalam sahur itu terdapat keberkahan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Sungguh, sahur bukan sekadar makan dan minum, tetapi juga momen untuk bermunajat kepada-Mu, memohon ampunan, dan mengawali hari dengan niat ibadah. Betapa indahnya pagi Ramadhan, ketika udara masih segar, lantunan ayat suci menggema dari masjid-masjid, dan jiwa terasa lebih tenang dalam sujud di waktu Subuh.
Menjalani Hari-hari Ramadhan dengan Keikhlasan
Di siang hari, bekerja dengan niat ibadah terasa begitu bermakna, karena setiap usaha yang dilakukan bernilai pahala berlipat ganda. Puasa bukan sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga mengendalikan hawa nafsu, menjaga lisan, serta memperbanyak amal kebaikan. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:“Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 183)
Menjalani ibadah puasa dengan penuh keikhlasan menjadikan Ramadhan begitu istimewa. Setiap langkah yang diambil di bulan ini memiliki nilai spiritual yang mendalam. Ketika tubuh mulai terasa lelah dan dahaga kian menyengat, hati tetap teguh karena keyakinan bahwa Allah melihat setiap perjuangan hamba-Nya. Menunggu waktu berbuka bersama keluarga menjadi momen penuh kebersamaan, diiringi percakapan tentang ibadah dan ketakwaan, semakin mempererat hubungan kami dengan-Mu, ya Allah.
Dalam hati kecil, kami bertanya-tanya: Akankah Engkau perkenankan kami berkumpul kembali dalam surga-Mu, atau ada di antara kami yang masih harus Engkau bersihkan di neraka-Mu? Ya Allah, jangan biarkan kami termasuk dalam golongan yang Engkau hukum.
“Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepada-Mu surga dan segala yang mendekatkan kepadanya, baik berupa perkataan maupun perbuatan. Dan kami berlindung kepada-Mu dari neraka serta segala yang mendekatkan kepadanya, baik berupa perkataan maupun perbuatan.” (HR. Ibnu Majah)