Waspadai Interaksi Obat dan Makanan: Kenali Risiko Sebelum Terlambat

×

Waspadai Interaksi Obat dan Makanan: Kenali Risiko Sebelum Terlambat

Bagikan berita
Ilustrasi.(isf)
Ilustrasi.(isf)

Interaksi antara obat dan makanan merupakan hal yang sering diabaikan, padahal dampaknya bisa cukup serius.

Beberapa makanan tertentu bisa mengurangi efektivitas obat, bahkan meningkatkan risiko efek samping yang berbahaya.

Begini penjelasan Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (Pafi) dalam website pafikeplingga.org

Apa Itu Interaksi Obat dan Makanan?

Interaksi obat dan makanan terjadi ketika kandungan dalam makanan atau minuman mempengaruhi cara kerja obat dalam tubuh. Hal ini bisa menyebabkan obat menjadi tidak efektif, atau justru terlalu kuat hingga membahayakan.

Contoh Interaksi yang Perlu Diwaspadai

  1. Susu dan Antibiotik Produk susu seperti susu sapi, yogurt, atau keju dapat mengganggu penyerapan antibiotik seperti tetrasiklin atau ciprofloxacin. Kalsium dalam susu bisa mengikat obat dan menghambat penyerapan ke dalam tubuh.

  2. Jus Jeruk atau Jeruk Bali (Grapefruit) Jus jeruk bali mengandung senyawa yang bisa menghambat enzim di hati yang bertugas memecah obat. Akibatnya, kadar obat dalam darah bisa meningkat dan menyebabkan efek samping. Obat-obatan seperti statin (penurun kolesterol), antihipertensi, dan beberapa obat antidepresan sangat sensitif terhadap interaksi ini.

  3. Sayuran Hijau dan Obat Pengencer Darah Sayuran hijau seperti bayam dan brokoli kaya akan vitamin K, yang bisa mengurangi efek obat pengencer darah seperti warfarin. Hal ini dapat meningkatkan risiko pembekuan darah secara tidak terkontrol.

  4. Kafein dan Obat Stimulan Kafein dalam kopi atau teh bisa memperkuat efek samping obat yang bersifat stimulan, seperti peningkatan detak jantung dan tekanan darah tinggi.

Tips Menghindari Interaksi Obat dan Makanan

  • Baca label dan petunjuk penggunaan obat.
  • Konsultasikan dengan apoteker atau dokter jika Anda mengonsumsi suplemen atau makanan tertentu secara rutin.
  • Hindari konsumsi makanan/minuman tertentu saat minum obat, terutama jika disarankan untuk diminum dengan air putih saja.
  • Tanyakan tentang waktu minum obat, karena beberapa obat perlu dikonsumsi saat perut kosong atau setelah makan.

Mengenali dan mewaspadai interaksi antara obat dan makanan sangat penting untuk menjaga efektivitas terapi dan menghindari risiko kesehatan. Jika ragu, jangan segan untuk berkonsultasi dengan tenaga kesehatan, terutama apoteker, yang memiliki pengetahuan khusus tentang obat dan interaksinya.

Editor : Rahmat
Bagikan

Berita Terkait
Terkini