Kuliah Umum Ketua Umum KADIN di Unand: Perang Masih Terjadi, Pejuangnya Adalah Pengusaha

×

Kuliah Umum Ketua Umum KADIN di Unand: Perang Masih Terjadi, Pejuangnya Adalah Pengusaha

Bagikan berita
Foto Kuliah Umum Ketua Umum KADIN di Unand: Perang Masih Terjadi, Pejuangnya Adalah Pengusaha
Foto Kuliah Umum Ketua Umum KADIN di Unand: Perang Masih Terjadi, Pejuangnya Adalah Pengusaha

PADANG - Tanpa kita sadari, di zaman sekarang ini perang masih terjadi. Namun perang bukan lagi bersenjata bedil, tapi pakai produk atau jasa, dan pejuangnya adalah pengusaha.Hal itu disampaikan Mohammad Arsjad Rasjid Prabu Mangkuningrat, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) mengawali kuliah umumnya di Universitas Andalas (Unand), Rabu (12/7) di convention hall kampus tersebut.

"Perang masih terjadi, tanpa kita sadari, perangnya pakai produk dan jasa. Apa kita dijajah tidak hari ini? Banyak produk bukan produk dalam negeri. Karena Kita kurang membuat produk," ujar Mohammad Arsjad kepada ratusan mahasiswa yang hadir pada kuliah umum siang itu.Melihat keadaan tersebut, menurut pria kelahiran 16 Maret 1970 ini, dengan terjadinya perang yang bersenjatakan produk dan jasa maka tentu yang diperlukan adalah pengusaha.

"Pengusaha adalah pejuangnya. Pengusaha yang menjadi prajurit, pengusaha yang jadi serdadu," tegasnya.Hal ini menurutnya karena pengusaha menjadi sosok yang memberikan lapangan pekerjaan kepada masyarakat. Lapangan pekerjaan yang merupakan kunci kemakmuran dan kesejahteraan bangsa.

Menurutnya kenapa harus jadi pengusaha, karena Indonesia kaya. Tak saja kaya dengan SDA (Sumberdaya Alam) dan SDM (Sumber Daya Manusia), tapi Indonesia juga memiliki peluang dengan bonus demografi yang dimilikinya. Hal ini penting disikapi, apalagi menuju Indonesia Emas 2045, karena prediksinya, ada sebanyak 70 persen penduduk usia produktif dari total populasi di 2045.Mohammad Arsjad, yang juga merupakan Presiden Direktur PT Indika Energy Tbk ini menilai, sejak 1998 hingga 2019, Indonesia masih mencari jati diri. Baru kemudian setelahnya dimulai babak kedua Indonesia.

"2019, mulai babak kedua Indonesia menurut saya. Dari segi politik yang sudah mencapai kedewasaan hingga kemudian visi presiden mengejar kekuatan ekonomi di 2045. Sayangnya saat ini jumlah wirausaha masih rendah. Maka untuk meraih mimpi Indonesia Emas 2045, di sini waktunya harus banyak yang jadi pengusaha," ulasnya. (wahyu)

Editor : Eriandi
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Ganefri
Terkini