Trend Perselingkuhan dalam Kaca Sosiologi Hukum

Foto Harian Singgalang
×

Trend Perselingkuhan dalam Kaca Sosiologi Hukum

Bagikan opini

Saat sekarang ini, kasus perselingkuhan banyak menjadi sorotan publik dan menjadi isu yang hangat. Tentunya sangat menarik untuk dibahas.Namun, apakah kasus perselingkuhan hanya terkait dengan masalah hubungan antara dua orang saja? Ternyata kasus perselingkuhan juga bisa dilihat dari sudut pandang sosiologi hukum.

Misalnya, sistem hukum akan berdampakterhadap bagaimana perselingkuhan dianggap dan ditangani oleh masyarakat.

Selain itu, sistem hukum juga dapat mencerminkan dan memperkuat norma serta nilai masyarakat tentangperselingkuhan.

Selanjutnya dalam artikel ini akan membahas tentang kasus perselingkuhan dan kaitannya dengan sosiologi hukum.Menurut KBBI, perselingkuhan asal katanya selingkuh yang berarti suka menyembunyikan sesuatu untuk kepentingan sendiri, tidak berterus terang, tidak jujur, curang, serong, suka menggelapkan uang, korup, suka menyeleweng.

Dikutip dari Wikipedia perselingkuhan adalah hubungan seksual atau aktivitas-aktivitas seksual lainnya yang dilakukanindividu yang sudah menikah dengan orang lain yang bukan suami atau istrinya.

Namun pengertian berselingkuh ini dapat berbeda tergantung negara, agama dan budaya.Perselingkuhan dapat terjadi dalam berbagai bentuk, mulai dari hubungan yang hanya berlangsung satu kali, hingga hubungan yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama.

Adapun faktor pemicunya seperti ketidakpuasan dalam hubungan, kurangnyakomunikasi, kehilangan gairah seksual, dan tuntutan dari lingkungan dapat mempengaruhi terjadinya perselingkuhan.

Dampak dari perselingkuhan tidak hanya mempengaruhi individu yang terlibat dalam hubungan tersebut, tetapi juga dapat mempengaruhi masyarakat secarakeseluruhan.

Beberapa dampak dari perselingkuhan pada masyarakat antara lain: Pertama,Kerusakan Pada Hubungan Keluarga.

Perselingkuhan dapat menyebabkan kerusakan pada hubungan keluarga, terutama jika salah satu pasangan memiliki anak.Anak-anak mungkin merasa tidak aman atau merasa kecewa dengan perilaku orang tua mereka. Kemudian juga akan

Tag:
Bagikan

Opini lainnya
Terkini