Secara khusus, bagi kader-kader SOKSI di Sumatera Barat yang sekaligus adalah kader-kader potensial dan terbaik Partai Golkar, hendaknya terus mendukung sikap DPP Partai Golkar untuk menyatupadukan potensi kader-kader SOKSI yang masih berbeda jalan hanya lantaran oleh klaim untuk dan atas nama legalitas yang sebenarnya sumir.
Spirit rekonsiliatif merupakan kebutuhan yang bersifat urgent bagi eksistensi SOKSI hari-hari ini.
Depinas dibawah kepemimpinan duet Ahmadi Noor Supit dan Mukhamad Misbakhun, terangnya, dengan tangan terbuka menerima "kehadiran kembali" kader-kader SOKSI yang kini masih terobsesi dengan klaim legalitas yang sumir itu, untuk bergabung kembali menguatkan eksistensi dan kiprah politik Soksi.
"Patut diingat, Soksi yang kuat akan membuat eksistensi Partai Golkar menjadi semakin kokoh," tambahnya.
Prinsipnya, relasi simbiosis mutualisme antara Ormas-ormas pendiri Golkar, khususnya SOKSI dengan Partai Golkar sebagai kanal afiliasi politik Ormas-ornas tersebut, akan semakin kokoh dan produktif apabila tersedia suasana di antara segenap kader.
SOKSI dan Ormas pendiri Golkar lainnya justru menjadi penentu bagi eksistensi dan kiprah Partai Golkar di tengah realitas kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.Dalam diksi yang lain, eksistensi Partai Golkar dapat menjadi rapuh dan rusak tanpa soliditas kader-kader dari Ormas pendiri Golkar. Keterpecahan soliditas Ormas pendiri Golkar bukan saja merugikan Ormas bersangkutan, tapi dapat merugikan Partai Golkar, bahkan merusak soliditas bangsa ini.
Hal senada disampaikan Ketua Partai Golkar Sumbar, Khairunas. Dalam sambutannya, dia menegaskan, Musda ini adalah momentum kebangkitan Soksi di Sumatera Barat.
"Mari bersinergi dengan Partai Golkar untuk meningkat electoral partai di Ranah Minang," harap dia. (*)
Editor : Bambang Sulistyo