Asma adalah penyakit pernapasan kronis yang menyebabkan penyempitan saluran napas dan menimbulkan gejala seperti sesak napas, batuk, dan napas berbunyi (mengi).
Salah satu cara utama mengendalikan asma adalah melalui penggunaan inhaler. Namun, efektivitas inhaler sangat tergantung pada teknik penggunaannya.
Sayangnya, masih banyak penderita asma yang belum memahami cara menggunakan inhaler dengan benar, sehingga pengobatan menjadi kurang efektif. Oleh karena itu, edukasi dari tenaga farmasi sangat penting.Berikut penjelasan Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (Pafi) dalam website pafikeptambelan.org :
Jenis-Jenis Inhaler
- Metered Dose Inhaler (MDI): Inhaler yang mengeluarkan dosis obat berbentuk aerosol. Umumnya memerlukan koordinasi antara menekan alat dan menghirup.
- Dry Powder Inhaler (DPI): Mengandung serbuk kering yang dihirup langsung. Memerlukan tarikan napas yang kuat.
- Nebulizer: Alat bantu yang mengubah obat cair menjadi uap. Cocok untuk anak-anak atau lansia.
Langkah-Langkah Umum Menggunakan MDI (dengan atau tanpa spacer)
- Kocok inhaler selama 5–10 detik.
- Buang napas perlahan sebelum menggunakan alat.
- Letakkan mouthpiece di mulut dan tutup dengan rapat bibir.
- Tekan inhaler dan tarik napas dalam-dalam secara bersamaan.
- Tahan napas selama 10 detik atau selama yang mampu.
- Buang napas perlahan melalui hidung.
- Jika perlu mengulang, tunggu sekitar 30 detik–1 menit sebelum semprotan berikutnya.
Jika menggunakan spacer, alat ini membantu mengatur napas sehingga lebih mudah digunakan terutama untuk anak-anak.
Tips Penting
- Bersihkan inhaler secara berkala agar tidak tersumbat.
- Jangan berbagi inhaler dengan orang lain.
- Simpan inhaler sesuai petunjuk (hindari suhu ekstrem).
- Gunakan inhaler sebelum gejala muncul jika diresepkan sebagai pencegahan (kontrol), dan saat gejala muncul jika sebagai pereda (reliever).
Peran Farmasi dalam Edukasi Inhaler
Tenaga farmasi, terutama apoteker, berperan penting dalam:
- Mendemonstrasikan penggunaan inhaler secara langsung.
- Memberikan alat bantu seperti spacer dan menjelaskan fungsinya.
- Mengidentifikasi kesalahan penggunaan yang sering terjadi, seperti menekan inhaler tanpa menghirup atau tidak menahan napas setelah penyemprotan.
- Memantau kepatuhan dan efektivitas obat.
Penggunaan inhaler yang tepat dapat mencegah serangan asma dan meningkatkan kualitas hidup penderita. Dukungan dan edukasi dari tenaga farmasi sangat membantu memastikan pasien memahami cara menggunakan inhaler dengan benar dan rutin.
Editor : Rahmat