Ini refleksi saya usai nonton _Ne Zha 2_. Ya, di film dua jaman ini, di mana naga menari, lava mengalir bak kuah bakso, dan bocah dewa bernama Ne Zha meluncur bebas bagai pesawat tempur, ada satu pahlawan yang tak pernah muncul di poster atau layar lebar: komputasi super.
Betul, di balik visual efek dahsyat yang memukau Ne Zha 2 — film yang baru saja menyalip _The Battle at Lake Changjin_ sebagai film terlaris sepanjang masa di China, bahkan hampir di dunia — tersembunyi kekuatan yang lebih sakti dari Ne Zha itu sendiri: server.
Tepatnya, ribuan server kokoh di Gui'an Supercomputing Center, sebuah fasilitas yang tidak kalah sibuknya dengan dapur restoran di malam tahun baru. Sekitar lima persen pengerjaan film yang sedang diputar di bioskop ini, dikerjakan di fasilitas render canggih China ini.
Menurut Xia Hai, Direktur Departemen Pembangunan dan Konstruksi di Gui'an New Area Science and Technology Innovation Industry Development Co, semua adegan spektakuler dalam film Ne Zha 2 — dari pusaran air naga raja hingga lava merah yang mengalir — tak mungkin terjadi tanpa bantuan komputasi bertenaga raksasa.
Mari kita refleksikan: zaman dahulu, pembuat film hanya perlu kamera, aktor bersemangat, dan mungkin seekor ayam untuk adegan dramatis. Hari ini? Tanpa ribuan prosesor sibuk bekerja 24 jam sehari, bahkan setitik buih air pun tak bisa muncul di layar. Era digital dan AI memang telah mengubah "aksi" menjadi "render".
Agar Ne Zha 2 bisa menyajikan visual yang membuat mata terbelalak dan otak terengah-engah, dibutuhkan 20.000 server yang bekerja siang malam, lebih rajin dari sebagian manusia. Pusat data Gui'an itu mampu memproses hingga satu exaFLOP (ya, itu satu miliar miliar operasi per detik).Kebutuhan listrik untuk server-server itu konon bisa menyalakan satu kota kecil. Pusat data Gui'an mengkonsumsi sekitar 50 megawatt listrik — cukup untuk menghidupkan 50.000 rumah secara bersamaan. Tapi juga perlu kipas pendingin super karena jika tidak, server-server ini akan mendidih seperti panci sup.
Dan jangan lupa, semua ini hanya untuk satu film animasi. Kalau Ne Zha punya saudara kembar yang juga harus dikerjakan untuk sequel berikutnya, mungkin mereka perlu membangun satu pembangkit listrik baru hanya untuk itu. Tapi jangan khawatir, China tak akan mundur.
Di China, industri animasi kini menjadi medan perang para pemangku server. Perusahaan render seperti Base FX, Original Force, dan Light Chaser Animation berlomba-lomba membangun pusat komputasi sendiri, atau menyewa ke pusat data kolosal seperti Gui'an.
Tapi ini bukan kisah indah tanpa noda. Banyak studio kecil harus menyewa komputasi dengan harga tinggi, dan kadang terpaksa mengantre berhari-hari hanya untuk merender satu adegan. Bayangkan menunggu tiga hari penuh hanya untuk melihat naga berkedip.