Kulindan Syara' dan Adat di Minangkabau, Kuat Syara' kuat Pula Adatnya

×

Kulindan Syara' dan Adat di Minangkabau, Kuat Syara' kuat Pula Adatnya

Bagikan berita
Foto Kulindan Syara' dan Adat di Minangkabau, Kuat Syara' kuat Pula Adatnya
Foto Kulindan Syara' dan Adat di Minangkabau, Kuat Syara' kuat Pula Adatnya

Padoman nan usah dilupokan."Mengabaikan nilai-nilai luhur budaya di bimbing oleh Syara’ berarti satu kerugian. Membangun kesejahteraan sebagai antisipasi kemiskinan, bertitik tolak pada pembinaan unsur sumber daya manusia, memulai dengan apa yang ada, yaitu potensi alam yang terbatas, dan menggerakkan potensi terpendam dalam sumber daya manusianya,"ulasnya.

Menurutnya, gerakan amat diperlukan adalah mengembalikan anak nagari kepada benih kekuatan dalam diri masing-masing (adat dan syara’). Melalui usaha berkesinambungan. Mesti diiringkan dengan mempertajam daya observasi, dan meningkatkan daya pikir masyarakat pedesaan dimaksud.Dilanjutkan dengan mendinamisir daya gerak serta memperhalus rasa. Meningkatkan pengembangan daya cipta, dan membangkitkan daya kemauan dan melahirkan kemauan melaksanakan sikap mandiri.

Kepandaian betapapun sederhananya di zaman satelit sekarang ini semuanya amat berarti. Disinilah letak community development yang sebenarnya.Benteng Tawazunitas

Perubahan tata kehidupan secara ekonomis, di tengah iptek memang satu keharusan. Perubahan itu tidak bisa ditolak, dan dia akan bergerak terus. Karena diyakini, dunia itu berisi perubahan-perubahan.Paling tepat adalah memanfaatkan perubahan-perubahan, untuk kemajuan. Tidak manusiawi, jika manusia diperbudak oleh perubahan-perubahan itu.

Manusia mesti selalu berusaha memilih dan memilah perubahan dengan inovasi.Arif Dengan Perubahan Zaman

Nilai agama (syara’) dan budaya (adat), dasarnya berisikan Piagam Dasar kewajiban ASASI manusia (masyarakat).Sungguhpun ukuran kelayakan telah mengalami perubahan, akan tetapi, ukuran baik dan buruk, boleh dan tidak, acuan kepantasan (normatif, manusiawi, kemasyarakatan), tetap dipertahankan.

Ukuran yang dimiliki adalah alur dan patut. Jiko mangaji dari alif, jiko babilang dari aso. Jiko naik dari janjang, jiko turun dari tanggo."Untuk inilah sekarang kita merintis, mengamalkan hidup bermasyarakat saling menghargai dan menghormati yang mulai pudar di negeri ini. Memegang teguh ajaran Islam dan mengamalkan perilaku beradat di Minangkabau. Tugas kita adalah merintiskan dengan cara sederhana menghidupkan adat dan syara’ di Minangkabau,"pesannya. (Yose)

Editor : Eriandi
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Ganefri
Terkini