Naikkan Level Kreativitas

×

Naikkan Level Kreativitas

Bagikan berita
Naikkan Level Kreativitas
Naikkan Level Kreativitas

Untuk alasan pertama, saya tidak terlalu paham. Rasa-rasanya tidak masuk akal menghubungkan kabut asap dengan naik kapal satu jam ke Kawasan Mandeh. Lagi pula, ke sana tidak pakai pesawat tapi pakai kapal. Kalau teman saja dari Jakarta saja yang naik pesawat bisa mendarat dengan aman di Padang, lantas kenapa kapal tidak aman? Tak tahulah.Kedua soal tak terpenuhinya kuota. Kita tentu tak bisa meletakkan kesalahan sepenuhnya pada pemilik biro itu. Kalau tak cukup kuota tentu ia akan rugi. Namun gerakannya memang terbatas untuk men­cari wisatawan, ia mendapatkan promosi hanya dari mulut ke mulut. Beberapa biro cukup beruntung karena ada orang baik yang mencan­tumkan nomor kontak mereka di internet. Di Instagram dan Kaskus kita bisa lihat, anak-anak muda kreatif yang gencar melakukan promosi terhadap biro yang mereka kelola. Tapi sekali lagi, masih parsial dan tak mendapat dukungan dari pemerintah.

Sekarang adalah zamannya pelayanan. Komentar satu orang begitu berarti bagi keberlanjutan bisnis dan usaha Anda. Jika kita memang memiliki pandangan Sumatera Barat ini memiliki potensi yang luar biasa, maka semua unsur yang selama ini terbiasa kaku, harus lebih fleksibel untuk melayani. Kalau pemerintah mengaku sudah melayani dengan baik, maka ke depannya harus lebih melayani lagi atau service 2.0. Sehingga dengan pelayanan yang lebih baik, akan tercipta efek word of mouth yang baik pula.Meski dari tadi seakan saya menuntut pemerintah, justru sekarang saya ingin menyampaikan, jangan melulu tunggu pemerintah bertin­dak. Sudah terlalu banyak urusan mereka, termasuk menghancurkan budaya malas dan birokratis di beberapa sudut. Rakyat ini pin­tarnya mengeluh saja namun tidak memberi solusi dan aksi nyata. Lalu apa yang mesti kita lakukan?

Cobalah konkritkan apa yang terpikirkan. Dari hal kecil saja. Kalau berwisata misalnya, apabila bertemu bule, atau orang dari luar Sumatera Barat, jangan langsung dikerjain. Ramah adalah kunci untuk mereka kembali lagi ke tanah kita ini. Atau dengan tidak membuang sampah sembarangan.**(penulis adalah novelis & chief creative officer di Rumah Peruba­han Rhenald Kasali. Bisa dilacak di twitter & tnstagram: @JS_Khairen)

Editor : Eriandi
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Ganefri
Terkini