Habibie, N250 Gatot Kaca dan Akhir Tragis Perjalanan Dirgantara Indonesia

×

Habibie, N250 Gatot Kaca dan Akhir Tragis Perjalanan Dirgantara Indonesia

Bagikan berita
Foto Habibie, N250 Gatot Kaca dan Akhir Tragis Perjalanan Dirgantara Indonesia
Foto Habibie, N250 Gatot Kaca dan Akhir Tragis Perjalanan Dirgantara Indonesia

Setelah berjibaku melepaskan diri dari krisis sekaligus ingin membangun kembali industri pesawat terbang nasional, PT DI kemudian bisa melaunching produk baru mereka yaitu N-219. Sebuah pesawat penumpang serbaguna untuk 19 penumpang yang bisa mendarat di landasan pendek. Sehingga sangat cocok untuk Indonesia yang memiliki daerah-daerah terpencil.Beriringan dengan geliat PTDI untuk membangkitkan kembali industri dirgantara nasional, pihak swasta melalui PT Regio Aviasi Industri yang didirikan BJ Habibie, memperkenalkan pesawat untuk jenis baru R-80. Pesawat komersil jarak pendek berkapasitas 80-92 penumpang, irit bahan bakar, dan kelasnya belum ada di pasaran.

Meski belum dibuat, R-80 sudah dipesan 155 unit oleh Nam Air, Kalstar, Trigana Air, dan Aviastar. Karenanya tidak aneh bila R-80 menjadi bagian dari proyek strategis nasional.Bila kita melihat kembali bagaimana cara Indonesia mulai membangun industri dirgantara nasional serta sikapnya menghadapi kejatuhan ketika industri dirgantara yang terimbas krisis moneter, maka kita tetap sangat percaya diri akan kemajuan industri dirgantara. Pasalnya, Indonesia yakin bahwa kelak negeri ini akan mempunyai industri pesawat terbang setara Boeing atau Air Bus.

Dari peristiwa di tanah Aceh, kita melihat dan telah berjuang untuk upaya memulai industri pesawat terbang. Pasca krisis moneter yang membuat IPTN ambruk, kita berhasil memulihkan keadaan yang mendera.Namun, akhir-akhir ini, kepercayaan diri kita akan masa depan industri pesawat terbang nusantara seperti hilang harapan. Mulanya adalah wabah Covid-19 yang menjadi alasan dikeluarkannya R-80 sebagai bagian dari proyek strategis nasional. Langkah ini diambil ketika pemerintah lebih memberikan perhatian terhadap recovery ekonomi karena pandemi covid19, tapi bukan mengatasi pandemi nya itu sendiri.

Terakhir adalah ketika N-250 yang menjadi karya anak bangsa, setelah berjibaku sedemikian rupa untuk bisa menciptakan pesawat sendiri, hanya berujung di musium. Bukan diperbaiki, dimodernisasi, apalagi diproduksi secara massal termasuk dipromosikan secara besar-besaran dan dibuat lebih beragam untuk kebangkitan ekonomi dan kepercayaan diri bangsa ini.Ironisnya, alih-alih dikembangkan dan bahkan produktivitas karya-karyanya dipertaruhkan sebagai karya genuine anak bangsa, warisan BJ Habibie ini malah kini masuk ke keranjang musium, menyedihkan. (Penulis mantan Pemimpin Redaksi HU Suara Karya. Kini Ketua Lembaga Informasi dan Komunikasi DPP Partai Golkar)

Editor : Eriandi
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Ganefri
Terkini