Perkiraan IMF yang dikeluarkan bulan Maret 2020 ekonomi Indonesia positive 1.8%, nampaknya masih bisa dicapai oleh Indonesia. Kebijakan pro poor yang akan menyebabkan pro growth, masih didominasi oleh pengeluaran konsumsi. Belum investasi.Upaya untuk mencari inovasi-inovasi baru agar UMKM yang hampir kolaps, bisa jadi akan menyebabkan mereka bangkit kembali. Antisipasi mada masa dimana pemberlakuan tetap tinggal di rumah, membuat sektor-sektor yang masih bisa terbantu, diantaranya retail, transportasi mikro, pertanian, dapat lebih cepat pulihnya.
Saat bersamaan persiapan untuk membuat dan mendorong agar masyarakat bepergian diperkirakan akan kembali membangunkan sektor transportasi dan tourism. Pertanyaannya, bagaimana kesulitan cash flow keuangan yang dialami oleh UMKM dapat sekuence nya teratasi?.Maka skema savety nets untuk UMKM, akan dapat mulai menyebabkan keseimbangan antara penanganan kesehatan disertai dengan persiapan pemulihan ekonomi. BI bisa mengalokasikan skema bantuan super mikro, dengan menyeleksi lebih ketat, bisnis yang bekal berjalan baik.Sekarang nampak bahwa ekspektasi konsumen bisa kemudian pulih, jika regulasi yang dibuat sejalan dengan proteksi. Mengingat yang paling efektif kebijakan untuk mengatasi pendemi oleh Word Economic Ferum (WEF) adalah mengendalikan pergerakan manusia, maka kebijakan untuk memastikan keperluan dasar konsumen, masih merupakan harapan untuk bertahan. Kalaupun tidak akan jauh merosot, namun bertahan pada kondisi yang baik merupakan sebuah pilihan pada fase sekarang. (*)
Editor : Eriandi
