Upaya Mengumpulkan 4.000 Alumnni Nakasone yang Berserakan di Tanah AIr

×

Upaya Mengumpulkan 4.000 Alumnni Nakasone yang Berserakan di Tanah AIr

Bagikan berita
Foto Upaya Mengumpulkan 4.000 Alumnni  Nakasone yang Berserakan di Tanah AIr
Foto Upaya Mengumpulkan 4.000 Alumnni Nakasone yang Berserakan di Tanah AIr

Cukup beruntung ada alumni yang bernama Mulyono Lodji. Dia menjadi Ketua Kappija sejak 15 tahun lalu. Sendirian. Tanpa perangkat organisasi, jelas gerak dia amat terbatas. Hanya menangani hal-hal rutin, program sporadis, tanpa support tenaga dan pikiran alumni lain.Memenuhi aspirasi beberapa teman, saya pernah mengundang Mulyono ke kantor. Berbincang dan berdiskusi dengan sejumlah alumni. Kesimpulannya disepakati untuk menata kembali organisasi Kappija. Diawali mencari kontak alumni yang berserakan di seluruh wilayah Tanah Air. Ini bukan pekerjaan mudah. Jumlahnya 4 ribu orang. Databasenya hanya berada di kantor JICA, agen pemetintah Jepang yang sejak dulu mengatur kunjungan ke Jepang sejak tahun pertama.

Langkah kedua, menyelenggarakan pertemuan besar : Munas Kappija. Afdal Marda, Angkatan 96 dari Kelompok Bisnis terpilih menjadi Ketua Munas. Dibantu secara keroyokan oleh beberapa alumni lain: Harry Kaligis, Birma, Santany, Joko Wismoko, Finni, Andre, Testiana, Santany, Imma Hakimah, Luly Agiel, Jean Aslinda, Mut Hasibuan, Seni Inez,dan beberapa lagi.Munas Kappija direncanakan berlangsung Sabtu 14 Desember di Jakarta. Waktunya memang mepet. Itu sebabnya panitia siang malam histeria bekerja untuk mewujudkan terlaksananya Munas itu.

“ Mumpung lagi semangat, Bang. Ibarat besi, ditempa selagi panas. Jangan lagi tunggu waktu hingga menjadi dingin lagi,” kata Burma, Alumni asal Sumatera Utara. Demi Munas itu ia perpanjang tinggalnya di Jakarta.Seperti disebut di awal, secara individu semua alumni Nakasone ini adalah potensi bangsa. Mereka terpilih ikut program melalui seleksi ketat berdasar kompetensi masing-masing. Marging error paling 2 persen. Yang oleh pihak pemerintah sendiri diharapkan setelah mengikuti program ini bisa mengabdikan diri memberdayakan seluruh masyarakat Indonesia. Alumni memang berasal dari seluruh pelosok Indonesia. Sungguh potensi yang amat dahsyat untuk berkontribusi pada pembangunan bangsa dan negara.

Munas menjadi entry point untuk mengumpulkan alumni yang berserakan itu. Setelah itu mereka akan menyusun program kerja untuk membantu pemberdayaan masyarakat sesuai kompetensinya masing- masing.Menurut data, alumni ini terdiri dari ahli pertanian, ahli IT, ahli pemerintahan, ahli komunikasi, dan diplomat ulung.

Terkenang - kenang Nakasone sambil membayangkan Indonesia ke depan.

Editor : Eriandi
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Ganefri
Terkini