"Awalnya, Pak Gubernur tidak yakin mampu merealisasikan target tersebut. Akan tetapi tim yang bekerja bisa meyakinkannya berbekal analisa yang akurat. Makanya kami tidak main-main dalam membentuk tim sport sains dan teknologi dan pada kenyataannya berpengaruh besar dalam mengukur kekuatan kita dan lawan," tambahnya.Selanjutnya soal pemberian bantuan berupa uang bulanan atlet, KONI Jawa Barat hanya memberikannya sebelum hingga saat pelaksanaan PON saja. Setelah multi iven berakhir, pemberian bantuan kepada atlet dihentikan dan berlaku kembali satu tahun sebelum PON.
"Kalau soal pemberian bantuan ya memang seperti itu, kita tidak memberikan bantuan materi setiap bulannya kepada atlet maupun pelatih. Bantuan kita berikan satu tahun sebelum PON dan akan distop setelah PON," akuinya dan dibenarkan Siti.Dalam akhir pertemuan itu, baik Siti Suwarniningsih maupun Irfan Suryadireja dan Erlan mengakui mempergunakan pelatih asing dalam masa persiapan hingga pertandingan memang lebih bagus dibandingkan hanya mengandalkan pelatih lokal saja. "Kalau boleh jujur untuk mencetak perstasi harus mempergunakan pelatih asing karena mereka-mereka itu disiplin. Lalu, untuk atlet kami melakukan skala prioritas dan itu dasar kita. Kemudian soal bantuan ke cabor langsung diserahkan kepada atlet," jawabnya.Menghadapi PON Papua empat tahun ke depan program yang sama tetap akan dilakukan dengan mengirim atlet berpeluang medali emas berlatih ke luar negeri khususnya ke Korea Selatan atau negara lainnya. "Hal ini bisa pula ditiru oleh Sumbar," jelas Irfan.Usai melakukan audiensi dengan KONI Jabar itu maka rombongan F-WOS pun melakukan peninjauan venue atletik yang berlokasi di GOR Padjajaran. Di sana lintasan atletiknya sudah sintetis dan ditopang sarana olaharaga lainnya salah satunya panjat tebing dan asrama atlet berprestasi. (dede amri)
Editor : Eriandi
