Kontradiksi Karakter dalam Tiga Cerpen A.A. Navis

Foto Harian Singgalang
×

Kontradiksi Karakter dalam Tiga Cerpen A.A. Navis

Bagikan opini

[….]….“Kalau mereka kauberitahu bahwa mereka bersaudara kandung, mereka

pasti akan bercerai. [….] Hancurlah kehidupannya, kehidupan yang dahulu sudahpernah kaurusakkan. Mereka bercerai. Dan anak-anaknya akan jadi apa? Tiga

orang bukan sedikit.” [….]….”Dosaku takkan kupupus kalau karenanya mereka akan hancur hati dan

kehidupannya.” Cerpen dengan ending menggantung ini mengusik perenungan dan pemikiran pembaca tentang dilema kehidupan yang memang tidak tersolusikan. Ibaratnya dimakan mati ayah, tidak dimakan mati ibu. Padahal, seharusnya antara yang bersifat religius dan kenyataan humanisme dapat berjalan seiring, tetapi dosa yang diperbuat manusia telah membuat ajaran agama dan kenyataan hidup sering tidak mencapai titik temu; seperti yang terdapat dalam cerpen ini.

Tampaknya, Navis ingin melempar bola liar pada pembaca atau memancing debat publik berkenaan dengan isu ini. Bagaimanakah menyelaraskan antara apa yang dilarang agama dengan sisi kemanusiaan manusia? Navis telah menampilkan ayah Masri sebagai tokoh sentral dalam kekacauan hubungan antara ayat suci yang bersifat sorgawi dengan soal humanisme. Ia sendiri sepertinya tidak berpihak pada salah satunya, sehingga akhir cerita dibiarkan tanpa penyelesaian. Bisa jadi A.A. Navis sengaja menitipkan pemecahan isu ini pada pembaca, pada kita sekarang ini untuk mendiskusikannya.Demikian beberapa hal mengenai kontradisksi karakter dalam cerpen-cerpen A.A. Navis. Cara penggambaran watak yang unik ini memicu daya kritis pembaca untuk cermat dalam memahami unsur-unsur sastra sebagai satu kesatuan yang utuh. Selain itu, secara implisit Navis juga menyampaikan pesan bahwa manusia adalah pribadi yang kompleks, yang tak mudah dikenali kepribadiannya hanya dari satu sisi saja. Membaca cerpen-cerpen Navis, secara tak langsung kita belajar tentang watak manusia, sehingga kita didewasakan untuk lebih bijak dalam menghadapi segala persoalan hidup yang membelit.

Tangerang, November 2022Dhenok Kristianti

  

Tag:
Bagikan

Opini lainnya
Ganefri
Terkini