Tim Solid Menjaga Jemaah di Tanah Suci

×

Tim Solid Menjaga Jemaah di Tanah Suci

Bagikan berita
Foto Tim Solid Menjaga Jemaah di Tanah Suci
Foto Tim Solid Menjaga Jemaah di Tanah Suci

Saya membayangkan jika jemaah tanpa ketua, tanpa pembimbing dan tim medis. Jika jemaah KBIH tanpa pembimbing jemaah dan teknis, maka mungkin akan kalang kabut. Tak demikian benar, tapi akan ada masalah. Misal mau ziarah siapa yang urus mobil, ada yang sakit siapa yang melarikan ke rumah sakit, yang tersesat siapa yang menjemput dan mengantarkannya ke hotel. Surban saja hilang ketua juga yang urus, apalagi uang.Meski tak selonggar anak sekolah, tapi jemaah dalam jumlah ratusan memang perlu ada pemimpin.

Demikian juga pembimbing ibadah, sangat perlu. Apakah boleh pakai masker saat tawaf? Apakah boleh saat shalat, bisakah melontar diwakilkan, jika bisa mana yang didahulukan. Macam-macam masalah kecil, kepada siapa mau bertanya? Bukankah yang pergi haji ini adalah pemula semua? Memang ada yang sudah berkali-kali tapi tak mungkin terus diganggu.Satu bukti saat menyusun rencana ke Arafah dan Mina guna melihat persiapan di sana. Memang ada Prof Masnal yang lebih senior namun kerja-kerja fisik diambil alih oleh ketua dan tim. Rapat yang detail dan di lapangan juga detail sehingga semua celah masalah tertutupi.

Yusron menjelaskan tenda kloter 1 dekat sekali dengan jalan dan maktab. Dijelaskan bagaimana cara berangkat ke Arafah, pembagian tenda bagaimana sampai pada siapa imam khatib bilal dan qori.Begitulah pada sepotong sore yang masih memanggang saya melihat Yusron Lubis dan M Nur di Masjidil Haram berjalan bergegas. Ada suatu urusan sepertinya. Padahal beberapa hari lalu, ibu mertua M Nur baru meninggal dunia di Tanah Air, tapi hal itu tak mengurangi kerjanya.

Mantun pula, saya melihat pasien melimpah ke luar pintu di kamar dokter Nisa. Indra sibuk, Andri pun sibuk. Obat dan obat. Ada juga yang datang mengukur gula darah. Macam-macam. Saya yakin saja gula darah atau kolesterol akan normal di Tanah Suci ini, sebab selain banyak berjalan juga saya tak memikirkan apapun. Menulis ini adalah obat, mengosongkan semua yang dipikirkan. Lalu diisi lagi. Maksud saya tak lain, semoga semua tulisan ini ada manfaatnya meski sedikit, bagi jemaah dan bagi para calon jemaah haji di Ranah Minang. Ingatan hilang, tulisan abadi. Doeloe sengaja Menteri Agama RI Tarmizi Taher memberangkatkan para penulis seperti AA Navis dan Wisran Hadi berhaji, menteri minta tolong, kiranya beliau-beliau menulis suasana di Tanah Suci. Sekarang saya berangkat sendiri. Mendaftar bersama istri 2010 dan baru dapat jatah 2018. Saya menulis, semoga bisa jadi buku.Tim solid terus bekerja makin, banyak menjelang ke Arafah. Lalu dari hampir 400 jemaah kloter 1 ini siapa yang paling lelah? Mereka tim solid itu. Terima kasih atas bimbingannya, semoga jadi ladang amal. (bersambung)

Editor : Eriandi
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Ganefri
Terkini