Ini taman yang dikisahkan Umi saya sebelum tidur saat saya masih sekolah dasar. Cerita yang beliau sampaikan bersama puluhan kisah-kisah Nabi. Cerita saya dapat sejak sekitar 45 tahun, sekarang saya sudah di sini pada usia 55 tahu. Seperti orang lain, saya saalat, berdoa dan saya menangis.Kholaqoh
Pernah ngaji di surau? Bukan soal rotan itu, tapi tentang duduk melingkar di hadapan guru. Alquran ditarok di atas rekal. Itulah Kholaqoh. Saya melakukan hal itu hari ini.
Saya masuk dari pintu 18 Masjid Nabawi hendak Salat Zuhur. Niat hati hendak ke Raudah. Saya berbelok ke kanan lalu lurus. Di beberapa tiang terlihat orang berkelompok sedang kholaqoh. Pada tiang gang kesenian seseorang meminta saya agar dia difoto dengan kemeranya. Saya kerjakan.
Terus melangkah ke arah depan dan entah kenapa saya dikubik saya oleh seorang guru muda. Ia sedang mengajarkan jamaah mengulang kaji. Sangkaan saya jamaah ini dari India, Srilanka, Bangladesh, Nigeria, Malaysia dan Pakistan. Saya duduk di sana tak lama disuruh membaca beberapa ayat. Karena soal lidah, bahasa dan dialek, cara bacaan Indonesia lebih mendekati sang guru muda.
Dia Menebak dan tertebak, saya memang dari Indonesia. Guru ngaji saya di Masjid Nabawi namanya: Habibilah. Dalam bahasa Inggris saya perkanalkan diri. Saya sudah lebih 30 tahun tak berkhilaqoh dan ngaji bersama guru. Hari ini mengngaji lagi dan dahsyatnya itu terjadi di Nabawi, masjid Nabawi, satu dari tiga tempat suci ummat Islam.
