Bukittinggi – Gunung Marapi kembali mengalami erupsi, Minggu (4/5) pukul 13:31 WIB. Meski tinggi kolom erupsi tidak teramati secara visual karena tertutup kabut atau awan, aktivitas letusan terekam jelas melalui seismograf dengan amplitudo maksimum 30,7 mm dan durasi 44 detik.
Hal tersebut disampaikan oleh Pengamat Gunung Api, Teguh, yang terus memantau perkembangan aktivitas vulkanik Marapi dari pos pengamatan. Ia menyebutkan bahwa erupsi ini merupakan bagian dari rangkaian aktivitas vulkanik yang masih berlanjut sejak peningkatan status beberapa waktu terakhir.
Sebagai bentuk kewaspadaan, PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi) mengeluarkan sejumlah rekomendasi kepada masyarakat dan pihak terkait:
Dilarang mendekati radius 3 km dari pusat aktivitas kawah Verbeek. Pendaki, pengunjung, dan wisatawan diminta tidak melakukan aktivitas apapun dalam radius tersebut.
Masyarakat yang tinggal di sekitar lembah, bantaran, dan aliran sungai yang berhulu di puncak Marapi diimbau mewaspadai potensi banjir lahar, terutama saat turun hujan.
Bila terjadi hujan abu, masyarakat diimbau menggunakan masker atau penutup hidung dan mulut untuk menghindari gangguan pada saluran pernapasan.Seluruh pihak diminta tetap menjaga kondusivitas, tidak menyebarkan informasi bohong (hoaks), dan hanya mengikuti arahan resmi dari pemerintah daerah dan lembaga berwenang.
Teguh menambahkan bahwa pihaknya akan terus melakukan pemantauan intensif dan menyampaikan setiap perkembangan terbaru. Ia juga mengimbau masyarakat agar tidak panik, namun tetap meningkatkan kewaspadaan.
“Situasi terkendali, namun kami minta warga tetap waspada dan mengikuti setiap imbauan yang disampaikan,” ujarnya.
Editor : Eriandi
