Lalu: Kini corona datang, semua direnggutkan dengan amat paksa, seperti menarik aur rebah dari ujung, sunsang. Wabah jahat itu, melumpuhkan negeri dan melenyapkan kegembiraan di desa kecil kami. Sejak Ramadhan di banyak masjid tak ada lagi shalat berjemaah,karena diimbau untuk menghindari wabah. Ibu-ibu kami dalam rindu paling dalam menatap lewat jendela orang yang lalu lalang, tak ada anak bujangnya. Ia di rantau sedang dirundung corona, jalan pulang dihambatnya.Selamat hari raya Idul Fitri dari kami kerabat kerja hariansinggalang.com dan topsatu.com. Fa’fu was fahu.(**)
Editor : EriandiSepotong Kisah dari Desa: Wak’fu Was Fahu
Berita Terkait