Usaha keluargaPerintis kerajinan rotannya itu adalah orang tunya yang sekarang sedang megembangkan usahanya di Bengkulu. Usaha ini sudah dirintis orang tuanya sejak dia belum lahir. Cerita orang tuanya usaha
tersebut dimulai dari nol, dalam arti kata mudal terbatas dan pelanggan belum punya, hingga sampai sekarang terus berkembang, hasilnya berbuah manis, dan bisa menghidupi keluarga, dan berkembang menjadi empat toko.Dikatakan Arvan, inrformasi dari orang tuanya, Busmawati penjualan di Bengkulu cukup bagus. "Seluruh stok di sana, dipasok dari sini," kata pria 12 bersaudara itu.
Di Padang, usahanya sudah berdiri di tiga lokasi. Di Jalan Raya Pitameh dua, dan di Jalan By Pass satu. "Jadi semuanya empat toko," katanya.
Dari empat toko tersebut, dia melayani seluruh kota-kota di Indonesia, terutama kota-kota besar. Penjualan dilakukan secara eceran dan grosir. "Banyak pedagang dari luar kota jemput barang ke sini, seperti dari Pekanbaru, Batam, Medan, Jakarta dan lainnya," ujarnya.Pemasaran kerajinan rotannya sekarang juga sudah ada melalui dunia maya. "Untuk di internet, ada teman yang bantu memasarkannya. Alhamdulillah cukup memuaskan hasilnya, bahkan ada pemesan dari luar negeri," katanya.
Soal harga untuk setiap produk bervariasi, tergantung jenis barang, dan mutu bahan yang digunakan. "Harga yang ditawarkan juga bisa di nego," ujarnya.Untuk kursi goyang yang besar itu dibandrolnya Rp500 ribu per unit. Kursi tamu Rp1,5 juta satu set termasuk meja. Khusus meja beralas kaca saja Rp450 ribu."Lampion itu Rp100 ribu satu," katanya.
Banyak jenis kerajinan lain yang diproduksi, seperti kuda-kudaan untuk anak-anak, buaian anak, keranjang, dan lainnya.Waktu terus berjalan, Arvan terus bekerja. Sepanjang wawancara, Arfan sudah menyelesaikan tiga penyangga buaian bayi. Sampai Singgalang pamit, dia mempersilakan, mengucapkan terima kasih, sambil tetap bekerja. (defil)
Editor : Eriandi