Usai dipancing ikan dijala untuk dibagi-bagikan kepada penduduk. Saat itulah mereka bersukacita. Kemudian larangan diberlakukan lagi. Tidak boleh ditangkap atau dipancing untuk masa tertentu.Bagaimana jika ada yang melanggar larangan? Pelaku didenda. Hingga sekarang belum ada penduduk yang melanggar larangan. Tabu bagi mereka melanggar aturan yang mereka buat sendiri. Hasil ikan niat digunakan untuk keperluan Mushalla Nur Shalihin, satu-satunya tempat ibadah sederhana di Sangkua atau untuk biaya merehab jalan setapak.
Selama kegiatan memancing Sangkua banyak dikunjungi orang dari luar. Selama sepekan Sangkua terasa ‘hidup”. Roda ekonomi berputar.Meski tersuruk Sangkua sudah lama juga dialiri listrik PLN. Jasa H. Djusril Djusan (alm) sewaktu menjadi anggota DPR-RI tidak akan pernah dilupakan penduduk. Berkat bantuan usaha putera terbaik Nagari Singgalang itulah penduduk terpencil itu menikmati lampu pijar.
Khalik Sidi Basa, 56, kepala Dusun Sangkua mengatakan, meski hidup miskin masyarakatnya gigih berusaha. “Demi menghidupi keluarga dan menyekolahkan anak, apapun pekerjaan kami lakukan,” katanya.Kemiskinan yang mendera Sangkua juga disebabkan tingkat pendidikan. Hingga dekade tahun 2000-an dapat dihitung jari tangan saja orangtua yang menyekolahkan anak mereka. Kini telah jauh berubah. (syamsoedarman)
Editor : Eriandi