Padang, Singgalang -Indonesia masuk ke dalam daftar negara dengan resiko bencana tertinggi. Terhitung dari 1 Januari 2025 hingga Mei ini telah terjadi 988 kali bencana atau sekitar 10 sampai 15 kali bencana terjadi perharinya.
Hal itu dikatakan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto dalam kuliah umumnya di Universitas Andalas (Unand), Rabu (7/5) di convention hall kampus itu.
"Dari gempa, bencana banjir, kebakaran hutan, longsor dan lainnya. Maka penanganan bencana ini jadi program unggulan di pemerintahan Presiden Prabowo," kata Suharyanto.
Dia mengatakan, dalam kurun waktu empat tahun terakhir, jumlah bencana yang terjadi mencapai ribuan, dan angkanya cukup fluktuatif. 2021 mencapai 5 ribu kali, 2022 turun menjadi sekitar 3 ribu kali, 2003 naik lagi mencapai 5 ribu kali dan pada 2024 turun lagi di angka 3.472 kali bencana.
Selain faktor alam, dia juga mengatakan, naiknya angka bencana di Indonesia juga disebabkan tata lingkungan yang tidak sesuai dengan perkembangan saat ini dan eksploitasi berlebihan.
Lebih lanjut dia mengatakan, untuk Sumatera Barat (Sumbar) terjadi bencana cukup banyak selama periode 10 tahun terakhir. Dari data yang dia sampaikan, banjir berada di posisi teratas untuk jenis bencana yang banyak terjadi di provinsi ini."Klaster bencana ada semua di Sumbar. Dari geologi, hidrometeorologi kering dan basah dan bencana non alam," katanya.
Saat ini, katanya, Sumbar masih rawan gempa dan tsunami karena berada di tiga zona megathrust, yaitu Nias, Pagai Selatan dan Mentawai. Dia mengatakan dari tiga zona itu, zona Mentawai yang belum lepas.(wy)