JAKARTA - Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) akhir April ini (27 April) genap berusia 52 tahun. HKTI merupakan penyatuan dari 15 organisasi petani yang bertujuan untuk pembelaan dan peningkatan kesejahteraan petani, memajukan pertanian nasional dan terwujudnya kedaulatan pangan.
Dalam syukuran HUT HKTI ke-52, Ketua Umum DPN HKTI Fadli Zon menyatakan diusianya yang sudah matang, HKTI harus semakin proaktif memperjuangkan kesejahteraan petani dan kedaulatan pangan. Nilai tukar petani (NTP) pada Maret 2025 yang naik 0,22% menjadi 123,72 patut disyukuri dan harus ditingkatkan dan naik setiap bulannya. NTP ini menandakan potensi pendapatan petani meningkat
Peningkatan kesejahteraan petani salah satunya disebabkan oleh harga pembelian pemerintah (HPP) gabah yang ditetapkan oleh pemerintah menjadi sebesar Rp. 6.500 per kg per Januari 2025. HKTI berterima kasih kepada pemerintahan Presiden Prabowo Subianto yang telah menaikan HPP gabah yang sebelumnya rendah dan lama tak disesuaikan. Saat ini, selain naik dan menguntungkan petani, pemerintah juga mengevaluasi HPP gabah secara berkala. Dan ini terbukti meningkatkan kesejahteraan petani.
Penyerapan gabah petani oleh BULOG juga terdampak positif, hingga 30 Maret 2025 sudah mencapai 725.000 ton setara beras yang merupakan capaian tertinggi selama 10 tahun terakhir. Diperkirakan akan mengalami surplus hingga 2,8 juta ton. HKTI menyambut gembira tingginya penyerapan gabah oleh BULOG yang secara signifikan meningkatkan pendapatan petani dan terciptanya kedaulatan pangan yang merupakan Asta Cita Presiden Prabowo.HKTI mendukung BULOG untuk terus meningkatkan penyerapan gabah petani.
Semangat petani meningkatkan produktifitas semakin terpacu dengan dihapuskannya utang petani oleh Presiden Prabowo melalui PP Nomor 47 Tahun 2024. Padahal masalah utang ini sudah membelenggu petani selama 25 tahun. Presiden Prabowo hanya dalam tempo kurang dari 30 hari bisa menyelesaikan. HKTI sangat mengapresiasi kebijakan penghapusan utang petani ini sehingga akses permodalan petani ke perbankan terbuka kembali dan bisa berproduksi maksimal.
Petani juga semakin mudah mendapatkan pupuk bersubsidi yang ketersediaannya tepat jumlah, tepat harga dan tepat waktu. HKTI memandang hal ini sebagai terobosan yang berhasil, dimana selama ini pupuk bersubsidi selalu hilang saat memasuki musim tanam. HKTI siap membantu pemerintah dengan mengawasi peredaran dan pemakaian pupuk bersubsidi agar tidak terjadi penyelewengan.HKTI sangat mendukung insentif input (akses permodalan dan ketersediaan pupuk bersubsidi) dan insentif output (kenaikan HPP Gabah dan penyerapan gabah oleh BULOG) yang diberikan oleh Presiden Prabowo. HKTI meyakini dengan insentif-insentif ini akan mensejahterakan kehidupan petani.
Dalam pandangan HKTI, hal lain yang juga akan semakin mengakselerasi peningkatan kesejahteraan petani adalah program Makan Bergizi Gratis (MBG). MBG selain menciptakan akan generasi emas, juga akan menyerap sayur, telur, dan daging hasil produksi petani. Fadli Zon menegaskan HKTI merupakan garda terdepan pendukung program MBG.
Fadli Zon menilai kombinasi insentif input dan insentif output yang diberikan Presiden Prabowo kepada petani serta program MBG merupakan rumus jitu yang akan menghantar petani menjadi sejahtera, kedaulatan pangan terwujud, dan Indonesia sejahtera. (*)
Editor : Bambang Sulistyo