Gaya Asyik Lurah Pasa Usang Edukasi Masyarakat tentang 3 M

×

Gaya Asyik Lurah Pasa Usang Edukasi Masyarakat tentang 3 M

Bagikan berita
Gaya Asyik Lurah Pasa Usang Edukasi Masyarakat tentang 3 M
Gaya Asyik Lurah Pasa Usang Edukasi Masyarakat tentang 3 M

PADANG - "okeh tetaplah lakukan 3M mencuci tangan, Memakai masker dan Menjaga jarak. MENJAGA JARAK BUKAN BERARTI LAWAN BICARA MU ANTARA TIANG LISTRIK SATU DENGAN TIANG LISTRIK LAINYA...PAHAM....buat JOMBLO JOMBLO tetaplah semangat Sedia PAYUNG DAN MINYAK ANGIN,"Itulah tulisan di status media sosial Romi Ar Rahman, Lurah Pasa Usang, Kecamatan Padang Panjang Barat, Kota Padang Panjang. Status dengan bahasa yang absurd, dan huruf yang campur aduk, tanpa jelas ejaannya.

 Itu juga salah satu kata-kata dan bahasa yang sering digunakannya saat mensosialisasikan protokol kesehatan corona virus diseases 2019 (Covid-19) di daerah kerjanya. Warga juga suka dengan gayanya seperti itu. Secara umum, banyak cara dilakukan pemerintah untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Mengimbau langsung dengan pengeras suara dan menyemprot desinfektan.

 Tak jarang, petugas mendapat pengalaman yang di luar dugaan untuk mensosialisasikan protokol kesehatan (Prokes). Meski begitu, petugas tetap menyampaikan agar warga bisa disiplin dengan prokes. Begitu juga dengan lulusan sarjana teknik ini. Dia mendapat banyak pengalaman dari sosialisasi prokes Covid-19. Bersama jajarannya dia tidak berhenti untuk mensosialisasikan prokes.

"Sampai sekarang masih kita ingatkan warga. Kita bersyukur razia sering dilakukan, sehingga warga mulai patuh,"sebut Romi pada Singgalang, Senin (18/1). Romi memang terbilang nyinyir menjadi lurah. Apalagi untuk Covid-19 ini, dirinya sering turun langsung. Tak jarang dia mengeluarkan pernyataan nyeleneh untuk menarik perhatian warganya. Karena, menurutnya terkadang semua yang serius tidak diterima warga dengan serius. "Biar kita seperti bercanda, tapi warga bisa paham apa yang kita sampaikan, itu yang penting," sebutnya.

 Bagi warga Pasar Usang, Lurah Romi memang terbilang unik. Dengan gayanya yang nyentrik, tapi selalu peduli dengan kondisi sosial warga. Romi pernah disuruh warga menyemprot desinfektan ke dalam WC rumah. Berpakaian alat pelindung diri, memang bekerja langsung dengan petugas untuk menyemprot ke rumah-rumah warga. Saat diminta, langsung saja dia kerjakan, tanpa pikir panjang. Kemudian, masuk ke dalam rumah, menyemprot WC. "Karena pengap saya keluar, kemudian buka masker, akhirnya mereka tahu saya, dan minta maaf. Bagi saya itu biasa saja," kenangnya.

 Saat April hingga September 2020, di Pasar Usang sedang dilakukan pencegahan yang masif. Apalagi daerah mereka termasuk daerah perlintasan. Sehingga ketakutan kekhawatiran akan virus tersebut makin tinggi. Sehingga Kelurahan Pasar Usang menggalakan, penyemprotan disinfektan ke rumah-rumah warga. Apalagi saat itu adalah saat pemerintah menetapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar.

"Sebenarnya bukan saya narsis, hanya untuk mengetuk kesadaran warga. Agar mereka tetap patuh dengan protokol kesehatan," ujarnya. Dia juga hampir tiap hari mensosialisasikan protokol kesehatan pada warga dengan pengeras suara. Seperti tadi, selalu dengan bahasa-bahasa yang nyeleneh, tapi dipahami warga.

"Setiap hari saya turun ke jalan, pakai pengeras suara. Sekarang karena capek, saya rekam saja suara saya pakai hape, kemudian ditarik di mic mobil keliling," paparnya. Diakuinya, mensosialisasikan disiplin prokes itu memang tidak mudah. Di Kelurahan Pasar Usang itu, dirinya melakukan dengan banyak cara. Mulai dari berbagai aksi, sosialisasi lisan sampai melakukan penegakan disiplin melalui razia. "Syukur juga sekarang kita sering razia, jadi kalau tidak bawa masker ke pasar, disuruh pulang lagi. Tapi ini cukup efektif nampaknya," ulas Romi.

 Bahkan, untuk mencontohkan prokes dirinya sering juga mendapat respon tidak baik dari warga. Karena, sebagai orang Minang adalah wajar berjabat tangan setiap bertemu. Karena hal itu dihindari dalam prokes Covid-19, dia sering menemukan berubah air wajah tamunya saat tidak menerima jabat tangan. "Saat saya hindarkan tangan dengan mengganti salam, mereka menjadi berubah wajahnya. Sebenarnya kita juga tidak enak hati. Tapi untuk mencontohkan saya tahan saja,"sebutnya.

 Karen sering seperti itu, akhirnya disiasati dengan menyediakan hand sanitizer. Inipun kadang juga mendapatkan respon kurang baik dari tamunya. "Saat habis salaman kita kasih handsanitizer, mereka seperti tersinggung," ucapnya. Akhirnya, cairan hand sanitizer ditaruh dalam botol pelembab kulit. Ketika memakai hand sanitizer, seolah-olah dirinya hanya menggunakan pelembab kulit.

Editor : Eriandi
Bagikan

Berita Terkait
Ganefri
Terkini