Nestapa Warga Tanjung Jajaran; Tujuh Anak Rosmaini Meninggal, Dua Kali Melahirkan dalam Perjalanan

Foto Harian Singgalang
×

Nestapa Warga Tanjung Jajaran; Tujuh Anak Rosmaini Meninggal, Dua Kali Melahirkan dalam Perjalanan

Bagikan opini

Hingga anaknya yang ketujuh, tak satupun yang hidup sampai sekarang. Meski begitu Rosmaini sudah ikhlas, masih ada anak kakaknya. Sekarang dia masih ditemani cucu-cucu dari kakaknya.Untuk itu, Rosmaini berharap jalan di jorong tersebut dapat dibangun. Terutama jembatan yang menghubungkan dengan Kubu Anau, Rokan Hulu, Riau.

Dulu jembatan itu pernah dibangun oleh perusahaan sawit. Kendaraan sudah lancar bolak balik ke Tanjung Jajaran. Mulai roda dua hingga mobil."Sebelum jembatan hanyut, bisa menikmati jalan lancar," katanya.

Kondisi berubah drastis. Jembatan itu hanyut oleh banjir. Banjir yang merendam hingga selutut orang dewasa di dalam rumah. Batang kampar meluap, menggila memupus harapan warga disana.Jika jembatan di Batang Kampar dibangun, akses warga akan lebih mudah ke Riau. Karena di seberang itu ada pertigaan yang menghubungkan dengan Rao, Pasaman dan Ujung Batu, pusat Kabupaten Rokan Hulu.

"Sejak saya lahir, tidak pernah kami merasakan kemewahan jalan," keluhnya.Untuk itu dengan kedatangan Gubernur Mahyeldi dapat menjawab harapan warga Tanjung Jajaran. Lepas dari belenggu isolasi.

Mereka tidak harus berpisah lagi dengan anak-anaknya yang sudah masuk sekolah menengah pertama (SMP). Karena disini hanya ada satu Sekolah Dasar (SD). Jika masih SD mereka masih berada di Tanjung Jajaran, begitu melanjutkan ke SMP mereka harus kost dekat sekolah, atau di tempat saudara, jika ada.SMP hanya ada di Jorong Galugua, atau Sialang. Jika ditempuh dengan motor, Tanjung Jajaran ke Sialang memakan waktu sekitar 2 jam. Itu apabila tak hujan, kalau hujan tidak bisa ditempuh karen jalannya berkubang.

 Sedangkan SMA hanya ada di Muaro Paiti. Lebih jauh lagi dari Sialang. Jika sudah SMA, maka semua anak harus kos di Muaro Paiti. Karena tidak bisa bolak-balik dari rumah hingga ke sekolah.Bupati Limapuluh Kota, Safaruddin berharap masyarakat nanti dapat memberikan tanah jika dibangun oleh provinsi. Karena untuk pelebaran jalan membutuhkan pembebasan lahan. Jika jalan sudah bagus, maka perekonomian akan lancar. Anak-anak sekolah dengan mudah.

"Pak gubernur datang untuk membantu pembangunan di daerah kita. Untuk itu, Gubernur Mahyeldi membawa semua Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) ke Tanjung Jajaran. Agar dapat melihat langsung dan merencanakan pembangunan,"katanya.Gubernur Mahyeldi di Tanjung Jajaran langsung meninjau jalur yang sampai ke perbatasan dengan Rokan Hulu. Menurutnya, jorong dengan 130 kepala keluarga itu harus memperhatikan air bersih. Harus memastikan ketersediaan air bersih di setiap rumah.

Mahyeldi meminta semua OPD Provinsi untuk memberikan bantuan untuk berbagai sektor. Koordinasikan dengan OPD Kabupaten Limapuluh Kota. Mana yang kewenangan provinsi mana yang kewenangan kabupaten.Mahyeldi menyebut untuk pembangunan jalan. Jalan yang berat, berlobang-lobang. Sumbar kalah dengan Riau. Jalan di Riau sudah lebih baik.

Keunggulannya, daerah Tanjung Janjaran ada objek wisatanya. Kalau bisa kembangkan objek wisata.Sedangkan untuk jalan tahun ini Pemprov Sumbar sudah mengerjakan dengan anggaran Rp8 miliar. Jumlah itu untuk mengerjakan dua seksi, yakni seksi pertama dekat pemukiman warga rabat beton sepanjang 800 meter.

Seksi kedua aspal hotmix, sepanjang 1,3 km dengan lebar 6 meter. Dari total panjang 8 km yang belum diaspal, sudah ditangani 2,1 km. Untuk sisanya direncanakan alokasi anggaran sebesar 15 miliar.Diketahui, Nagari Galugua berada di Kecamatan Kapur IX, Kabupaten Limapuluh Kota. Luas Nagari Galugua: 128,00 kilometer persegi atau 17,70 persen dari luas wilayah Kecamatan Kapur IX. Berjarak sekitar 36 kilometer dari ibu kota kecamatan, 119 kilometer dari ibu kota kabupaten Sarilamak.

Tag:
Bagikan

Opini lainnya
Terkini