Sumbar, Tali Timbo Singkek

Foto Khairul Jasmi
×

Sumbar, Tali Timbo Singkek

Bagikan opini

Kita semua mungkin memiliki "tali timbo singkek" ini, namun tak ada yang berani tampil ke depan dan menggiring orang untuk mengambil langkah konkret dan operasional. Kata-kata dan ide-ide hebat takkan berarti apa-apa tanpa diimplementasikan.

Sumbar membutuhkan "panjek, kaik" (penghubung, perantara) ke pusat. Jejaring dan pergaulan menjadi kunci untuk menyelesaikan berbagai persoalan.

Kita berurusan dengan orang terlebih dahulu, baru kemudian sistem. "Siapa temanmu, Insya Allah, akan mempermudah jalanmu."

Atas dasar ini, Sumbar perlu membedah masalahnya secara serius, dan hasil pisau analisanya dapat digunakan oleh pemerintah, meskipun ada oknum yang tidak kompeten.

Seperti yang saya tulis dalam makalah untuk Unand, "Indonesia memanti, para cendikiawan, ilmuwan, turun bergerak bersama masyarakat, bukan sekadar menelitinya." Kehidupan sosial hari ini bukan muncul tiba-tiba, melainkan tumbuh karena pasar dan dipelihara, termasuk oleh politik.

Politik adalah perkakas dari uang, yang memompa tindak pidana korupsi akut. Dalam zaman ini, pemimpin lahir karena pilihan matematis, bukan kualitas.

Cendikiawan pun tak luput dari kritik. Dalam ruangan besar yang sama, mereka terlihat seperti tukang.

Saya sendiri, sebagai salah satu admin WAG TOP100, bersama dua admin lainnya, telah melahirkan sebuah buku berisi ide-ide untuk kampung halaman kita.

Mungkin sudah ada pihak yang mengimplementasikannya, alhamdulillah. Jika belum, sebaiknya segera dimulai.

Keluhan bukan jalan keluar. Memalukan jika terus-menerus mengeluh, karena jauh sebelum elit mengeluh, petani dan rakyat bawah telah melakukannya.

Tag:
Bagikan

Opini lainnya
Ganefri
Terkini