"Sapu" Kemiskinan dengan Sapu Sapu; Inovasi BUMN MIND ID di Bumi Laskar Pelangi

Foto Harian Singgalang
×

"Sapu" Kemiskinan dengan Sapu Sapu; Inovasi BUMN MIND ID di Bumi Laskar Pelangi

Bagikan opini

“Bapak tahu ini tanaman apa?”“Sapu-sapu, pak.”

“Setahu bapak, apa manfaat tanaman ini.”“Dibuat bonsai.”

“Lihat,” kata Doni kepada rombongan, “masyarakat Babel sendiri bahkan tidak tahu kalau tumbuhan ini bisa menghasilkan uang lebih banyak daripada menjadi penambang liar.”Masyarakat Bangka-Belitung umumnya belum tahu tumbuhan sapu-sapu bisa disuling menjadi minyak atsiri yang berharga mahal. "Harga pastinya masih terus dikaji, tapi kisarannya sekitar tiga-ratus-ribu rupiah per liter," kata Doni. "Jika kerja keras, hasilnya melebihi penghasilan petambang liar," tambahnya.

Dengan diksi yang menarik, Doni bahkan berujar, "Dengan sapu-sapu kita sapu kemiskinan di Indonesia."Dukungan Direksi

Direktur Hubungan Kelembagaan MIND ID, Dany Amrul Ichdan menegaskan, gagasan atsiri sapu-sapu, paralel dengan tiga program strategis, yakni lingkungan hidup, peningkatan SDM, dan mitra binaan naik kelas. “Nah, program yang kita gulirkan di Babel ini mencakup tiga-tiganya,”Ke depan ia berharap, atsiri sapu-sapu yang merupakan kearifan lokal bisa menjadi kearifan nasional, dan bermuara menjadi kearifan global.

Sementara itu, Pj Gubernur Bangka Belitung Ridwan Djamaluddin mengapresiasi langkah kongkrit Grup MIND ID dengan mengembangkan potensi tanaman sapu-sapu menjadi minyak atsiri.“Nanti kami akan membentuk unit pengelola. Bantuan MIND ID ini tidak murah, karenanya harus bisa dimanfaatkan dengan baik," kata Ridwan yang juga Dirjen Minerba, Kementerian ESDM.

Ia senang jika lahan bekas tambang yang ada di Babel kemudian ditanami sapu-sapu. Dengan demikian, program ini sekaligus bisa mengubah lahan kritis menjadi lahan produktif. “Untuk program atsiri sapu-sapu, kami juga akan melibatkan generasi milenial agar ikut memanfaatkan peluang besar ini,” tegasnya.Tidak Asal Hijau

Program ini juga mendapat dukungan penuh dari Dewan Atsiri Indonesia dan para anggotanya.Ketua Dewan Atsiri Indonesia, Dr.Ir Irdika Mansur, M.For.Sc menyampaikan, di antara anggota Dewan Atsiri juga terdapat ekportir atsiri. “Jadi petani sapu-sapu nanti tidak perlu khawatir. Sebab, sudah ada pengusaha yang siap menampung atau membeli atsiri sapu-sapu masyarakat Babel,” kata Irdika yang juga Lektor Kepala IPB, itu.

Sekalipun menjadi Ketua Dewan Atsiri, Irdika adalah seorang yang ahli di bidang Reklamasi Lahan Pasca Tambang. Menurutnya, reklamasi bekas lahan tambang mengalami perubahan yang positif. Jika dulu, reklamasi diartikan “asal hijau” (kembali), maka sejak tahun 2000-an mulai diberi nilai tambah. Tidak saja hijau, tetapi juga yang produktif.Jadilah, sejumlah lahan bekas tambang menjadi –misalnya—objek wisata, kebun buah, dan hutan tanaman keras. “Hari ini, ragamnya bertambah, menjadi lahan tumbuhan sapu-sapu yang produknya berupa minyak atsiri. Dengan kata lain, reklamasi tidak hanya hijau tapia da ‘cuan’-nya,” kata Irdika, disambut tawa sekaligus tepuk tangan hadirin.

Bangun Tidur, Tidur LagiIrdika, bersama anggota Dewan Atsiri Indonesia senantiasa memberi pemahaman kepada masyarakat, betapa manusia hidup tak lepas dari atsiri. Dari bangun tidur sampai tidur lagi, semua bersentuhan dengan atsiri.

Tag:
Bagikan

Opini lainnya
Ganefri
Terkini