Hustle Culture

Foto Harian Singgalang
×

Hustle Culture

Bagikan opini

Konsep tentang kerja dengan mengandalkan management sumber daya manusa, telah di tulis dalam puluhan bahkan ratusan buku. Riset riset tentang ini juga banyak dilakukan untuk mendapatkan hasil kinerja optimal.Lalu kenapa ada krisis sex dan hustle culture Yang mulai di keluhkan ? dan sepertinya akan menjadi ancaman masa depan terutama di negara negara maju yang sangat sibuk ?

Jepang, sebelum Restorasi Meiji, rakyatnya juga pemalas dan suka mabuk mabukan. Tapi setelah masuk dalam dunia industri, semuanya dipaksa oleh sistem menjadi pekerja keras. Dan si pemalas tersingkir secara alamiah. Mereka menjadi strugle for life. Keadaan itu terus berlangsung sampai sekarang.Dan bagi yang tak sanggup berkompetisi lalu menyerah atau kalah dalam persaingan, lalu memilih hidup lajang agar beban tak makin berat dan khawatir generasi anak anak mereka akan miskin dan terdepak, hingga gelombang pemikiran seperti ini melahirkan krisis sex bagi negara tersebut dan beberapa negara lainnya yang kehidupan sosial dan ekokominya mirip jepang.

Tapi ada juga diantara masyarakat di negara tersebut yang menjadikan kesibukan dan kerja keras sebagai kenikmatan. Orang minang mengumoamakan mereka seperti ini seperti "baju basak kariang di badan, kata sahabat da senior saya DR. IR. Agus Thaher. Model ini, mirip dengan menikmati uang dan menikmati mencari uang.Ada banyak orang yang mendahulukan kenikmatan dsri uang yabg di dapat untuk bersenang senang ada uabg sedikit, lalu beli mobil beberao buah, pakaian mentereng, rajin pelesiran dan selalu terkesan kaya.

Tapi ada juga sekelompok orang yang menjadikan pekerjaan mencari uang itulah membuat mereka senang. Walaupun uangnya melimpah, dia tetap hidup biasa biasa saj da tampilannya pun biasa biasa saja tanpa terkesan sebagai orang kaya.Mungkin banyak orang lupa, bahwa manusia bukanlah mesin, manusia adalah makhluk yang memiliki, jiwa, rasa, cinta, belas kasih, perasaan, dan banyak sisi lainnya yang sangat kompleks.

Manusia bukan saja makhluk berfikir dan makhluk sosial, tapi juga makhluk spiritual yang bahkan sampai memikirkan nasibnya setelah mati dan bagaimana mempersiapkannya.Manusia, seperti di katakan Al Qur'an, adalah makhluk yang paling sempurna, laqad khalaqnal insana fi ahsanitaqwim.

Qur'an juga juga mengingatkan manusia tentang pemanfaatan waktu. Siang untuk bekerja mendapatkan karunia Allah dan malam untuk tidur dan beribadah lebih khusu'.Bahkan Allah bersumpah demi waktu . Wal ashri innal insanalafi khusrin ilallazinaamanu waamilushalihat watawa shaubilhaq wathawa shaubishabri.

Qur'an juga mengingatkan manusia untuk berusaha/ berikhtiar atau bekerja mencari karunia Allah.Setelah shalat subuh, bertebaranlah engkau dimuka bumi (mencari nafkah).

Dan rasulullah dalam sebuah riwayat bahkan pernah menyuruh sekelompok pemuda yang hanya beribadah di mesjid untuk keluar untuk bekerja , berusaha mencari rejeki.Rasulullah juga pernah melarang seorang yang berubadsh berlebih lebihan tanpa memikirkan dunia.

Dunia memang kompleks dan kadang juga paradoks.Disatu sisi banyak negara mengkampanyekan agar masyarakatnya jangan gila kerja/ workholic, sementara disisi lain banyak pula negara yang menyerukan rakyatnya yang malas untuk bekerja keras.

Berlebih lebihan memang sesuatu yang tak baik. Berlebih lebihan terhadap sesuatu yang baik saja juga tak baik, berlebih lebihan sesuatu yang kurang baik apalagi.Karena itulah qur'an menyerukan agar manusia menjadi umat yang di tengah tengah. Orang menyebut dengan moderat dan islam mengistilahkan dengan Ummatan wasyatan, ummat pertengahan.

Tag:
Bagikan

Opini lainnya
Ganefri
Terkini