[caption id="attachment_8308" align="alignnone" width="650"]
Ilustrasi (net)[/caption]PADANG - Peneliti Internasional bidang Gempa dan Tsunami dari Earth Observatory Singapore (EOS), Paul Taponnier menyatakan riset atau penelitian (Mentawai Gap-Tsunami Earthquake Risk Assesment (MEGA-TERA) yang dilakukan saat ini oleh gabungan LIPI, EOS, dan Amerika bertujuan bukan memprediksi waktu munculnya Gempa dan tsunami.
"Masyarakat harus sudah mengesampingkan kapan waktu terjadi tsunami tersebut, karena penelitian bukan untuk menentukan itu," kata Taponnier pada pemaparannya dalam seminar Gempa dan Tsunami, di Universitas Andalas (Unand) Padang, Sumbar, Senin (22/6).Setiap penelitian yang dilakukan ilmuwan pada bidang gempa tsunami ini tidak bisa menjelaskan kapan waktu bencana tersebut muncul.
Berbagai riset tersebut lebih tertuju untuk mengumpulkan data-data yang bermanfaat untuk keberlanjutan mitigasi bencana.Pada penelitian MEGA-TERA ini, hanya menargetkan bentuk pemetaan yang tepat dari zona tumbukan antar lempeng di sisi barat Sumatera dan kepulauan Mentawai."Proyek penelitian ini muncul berkaca pada dahsyatnya dampak gempa dan tsunami yang terjadi pada tahun 2004 di Aceh dan 2010 di Mentawai", ucapnya.Dengan adanya ketepatan pemetaan tersebut katanya, dapat memudahkan dalam hal mitigasi bencana.(*/aci)
sumber:antara
Editor : Eriandi
