PADANG - Dampak ekonomi dari pandemi Covid-19 melanda hampir semua kalangan di Sumatera Barat (Sumbar). Salah satunya terhadap Asril Tanjung, penjual lontong di Bungus Timur, Kecamatan Bungus Teluk Kabung, Kota Padang.Sejak sekolah diliburkan karena pandemi Covid-19, Asril berhenti berjualan dan harus banting stir menjadi tukang ojek kampung. Penghasilannya hanya berkisar Rp25.000 sehari. Kondisi itu membuatnya galau karena tak ada siswa sekolah, yang berarti tak ada juga ketupat yang dikuahinya.
Dalam kegiatan safari politik Nasrul Abit, Asril menyampaikan aspirasinya yang telah lama ia pendam. “Kalau bisa anak-anak masuk sekolah pak. Saya jual lontong di sekolah. Tak ada anak sekolah tak terjual lontong saya,” tuturnya, Selasa (3/11).Asril mengungkapkan bahwa sudah lebih dari empat bulan sekolah diliburkan. Selama itu pula ia harus berhenti berjualan. Sejak itu pula penghasilannya bergantung pada jasa ojek.
“Kami berharap sekolah mulai dibuka. Pendemi Covid-19 membuat saya dan masyarakat sengsara, Pak,” ujarnya.Setelah mendengarkan curhat Asril, Nasrul Abit menjelaskan bahwa untuk membuka sekolah harus ada intruksi dan persetujuan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, apalagi untuk sekolah-sekolah di zona merah.
“Kota Padang ini kemarin zona merah. Jadi, sekolah belum bisa dibuka. Harus ada instruksi dari pusat baru bisa dibuka kembali,” tuturnya.Nasrul Abit menyampaikan bahwa kasus positif Covid-19 di Sumbar masih tinggi. Karena itu, ia mengingatkan bahwa jangan sampai sekolah menjadi klaster baru penyebaran virus berbahaya tersebut. Soal pembukaan sekolah, menurutnya, pemerintah sudah punya kajian yang matang kenapa belum membuka sekolah dan masih membelakukan belajar daring (online).
“Kita memahami sekolah online tidak efektif. Hanya 40 persen yang benar-benar mengikuti pelajaran,” ucapnya.Sebagai calon gubernur, Nasrul Abit telah menyiapkan strategi menangani Covid-19. Misalnya, memperbanyak tempat sebagai ruang isolasi bagi pasien Covid-19 sesuai dengan kebutuhan jika pandemi belum berakhir. Ia berpendapat bahwa peningkatan kasus positif Covid-19 saat ini harus tangani dengan mempersiapkan sarana dan prasarana.
“Kita harus siap dan punya langkah konkret dalam menangani wabah Covid-19, misalnya memanfaatkan gedung-gedung pemerintah untuk isolasi,” tuturnya.IC ke SolselSementara itu, calon Wakil Gubernur Sumatera Barat, Indra Catri, pulang ke kampung istrinya di Koto Kaciak, Muaralabuh, Solok Selatan, Selasa (3/11). Di sana, ia disambut baik oleh warga setempat. Ketika melanjutkan perjalanan ke daerah Sungai Ipuah, Nagari Pakan Rabaa Tangah, Kecamatan Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh (KPGD), ia dan istrinya diminta oleh masyarakat setempat untuk membangun rumah di daerah itu.Antusiasme masyarakat Solok Selatan itu tak terlepas dari status Indra Catri yang merupakan anak menantu bagi daerah Saribu Rumah Gadang tersebut. “Kalau Pak Indra Catri terpilih jadi wakil gubernur, kami harap membangun rumah di sini,” kata warga Sungai Ipuah, Ires (65).
Ia mengatakan bahwa di Sungai Ipuah ada tanah istri Indra Catri. Di tanah itulah mereka berharap Indra Catri membangun rumah agar ketika pulang ke Solok Selatan ia bisa tinggal atau singgah ke rumah tersebut. “Kami bangga dengan anak menantu kami yang maju dalam Pilgub Sumbar 2020 mendampingi Nasrul Abit,” ucap Ires.Selain itu, jika pasangan nomor urut 2 nantinya terpilih, masyarakat setempat berharap Indra Catri sering pulang ke Solok Selatan untuk melihat langsung kondisi masyarakat serta kebutuhan daerah.
Indra Catri berterima kasih kepada masyarakat Solok Selatan yang telah menyambutnya dengan baik. Ia juga meminta dukungan dan doa dari masyarakat.“Saat ini semua aspirasi masyarakat ditampung terlebih dahulu. Terkait membangun rumah di Sungai Ipuah, semoga dikabulkan Allah,” katanya. (yose)
Editor : Eriandi