Model G-PJBL  Terintegrasi I-CTL untuk Tingkatkan Siswa

Foto Harian Singgalang
×

Model G-PJBL  Terintegrasi I-CTL untuk Tingkatkan Siswa

Bagikan opini

Oleh: MulyantiMahasiswa Program Doktor Pascasarjana UNP

Arah pembelajaran hendaknya diselaraskan dan disesuaikan kebutuhan maupun capaian pembelajaran yang telah ditetapkan dalam rencana pembelajaran. Tujuannya adalah untuk terjalin interaksi antar pendidik dengan peserta didik dengan pembelajaran yang menyenangkan dan terlibat aktif secara langsung. Peserta didik diberi kebebasan untuk aktif berkreasi sesuai minat dan kemampuan yang dimilikinya.Pembelajaran kimia termasuk disiplin ilmu yang berkaitan erat dengan kehidupan realita yang fokus pada eksistensi manusia dengan alam. Komposisi teknologi selalu berubah sesuai dengan kebutuhan dan problematika kehidupan manusia. Hal inilah membuat ilmu kimia sangat diperlukan oleh untuk mengatasi permasalahan tersebut. Namun, kenyataan di lapangan peserta didik berkurang meminati ilmu kimia dilihat dari jumlah peserta didik mengalami penurunan.  Pembelajaran kimia ini mengarah pada keaktifan peserta didik dalam bekerja ilmiah untuk berkonsentrasi pada pemecahan masalah secara konteks nyata yang dikenal dengan pembelajaran kontekstual.

Pembelajaran kontekstual juga melibatkan peserta didik secara komperhenshif dalam proses pembelajaran. Ekspektasi peserta didik didorong agar mempelajari materi pembelajaran secara mendalam sesuai topik yang dipelajari. Pembelajaran kontekstual menghadirkan situasi dunia nyata ke dalam kelas untuk dibahas dan didalami sebagai materi pembelajaran. Di sini, peserta didik di dorong untuk menghubungkan pengetahuan akademis dengan masalah yang dituntaskan yang digunakan oleh masyarakat. Dengn kata lain, pembelajaran kontekstual lebih kepada aktifasi dari peserta didik untuk mengembangkan kreativitas dan keterampilannya, sedangkan peran pendidik sebagai fasilitator dan kontributor.Model PjBL diintegrasikan dengan CTL menjadi pendekatan hibrida dalam pembelajaran kimia yang dikaitkan dengan obyek nyata, sehingga peserta didik dapat mempelajari proses pengolahan suatu bahan menjadi produk yang bermanfaat, bernilai ekonomi dan menumbuhkan minat berwirausaha dengan pembelajaran yang lebih menyenangkan. Tolok ukurnya adalah kemampuan siswa dalam berpikir secara optimal proses sains. Model Project-Based Learning (PjBL) juga termasuk model pembelajaran yang melibatkan peserta didik dalam suatu proyek sesuai tingkatan masalah yang tujuan akhirnya adalah peserta didik dapat menghasilkan suatu karya nyata.

Hal inilah perlu dikembangkan kombinasi model PjBL terbimbing yang dikaitan dengan kehidupan sehari-hari, yaitu model pembelajaran berbasis proyek terintegrasi dengan kontekstual. Karya nyata dalam tugas proyek ini dapat berupa video pembelajaran yang ditampilkan setiap kelompok dan dilanjutkan dengan diskusi peserta didik yang lain dan bimbingan pendidik. Untuk mengukur ketercapaian proyek itu, diperlukan indikator penilaian yang mencakup keterpusatan, fokus pada masalah, perancangan, dan memberi kebebasan pada peserta didik. Hal ini disebabkan bahwa posisi peserta didik dalam membangun ide, menganalisis, dan merefleksikan masalah untuk dipecahkan, serta melakukan generalisasi dengan model pembelajaram PjBL dengan pendekatan saintifik.  Pada sisi lain, pendidik harus mengetahui perbedaan antara proses sains dengan keterampilan proses sain.Model pembelajaran G-PjBL I-CTL yang dikembangkan terbukti valid, praktis, dan efektif dalam meningkatkan kemampuan peserta didik dalam pembelajaran Kimia.  Berdasarkan temuan ini, terbukti bahwa keterampilan proses sains dan hasil belajar peserta didik meningkat menggunakan model        G-PjBL I-CTL.

Model pembelajaran G-PjBL I-CTL memfasilitasi peserta didik untuk menemukan konsep melalui kegiatan ekperimen yang diintegrasikan dalam pembelajaran teori. Karena peserta didik terlibat langsung dalam penemuan konsep maka akan dapat meningkatkan pemahaman keterampilan proses sains peserta didik terhadap pembelajaran kimia. Untuk itu pendidik  perlu merubah cara pendekatan pembelajaran yang bersifat proses informasi dan kegiatan ekperimen yang biasanya dilakukan secara terpisah dengan pembelajaran teori, menjadi pembelajaran terintegrasi dan berorientasi terhadap peningkatan hasil belajar peserta didik.Model G-PjBL I-CTL memfasilitasi peserta didik untuk melakukan interaksi sosial yang lebih komplit, yaitu ketika peserta didik melakukan kegiatan ekperimen, diskusi dalam kelompok, pembuatan video dan diskusi kelas. Interaksi sosial ini akan mendorong timbulnya interaksi homogen dan heterogen baik inter maupun antar kelompok. Hal ini merubah pola pembelajaran di sekolah yang selama ini lebih banyak satu arah menjadi banyak arah dengan memfasilitasi peserta didik untuk berinteraksi sesamanya.

Pola pembelajaran G-PjBL I-CTL dikembangkan sesuai dengan harapan dari kurikulum 2013, yaitu pembelajaran  yang berorientasi pada peserta didik dan berbasis pendekatan  saintifik. Hal ini menjawab tantangan abad 21 yaitu menghasilkan peserta didik  yang mempunyai kompetensi pada penguasaan materi inti, keterampilan belajar dan berinovasi, keterampilan teknologi informasi dan media, serta keterampilan hidup dan karier (life skill).Tulisan ini sebagai syarat Doktor di Bidang Pendidikan, Sekolah Pascasarjana Universitas Negeri Padang, di bawah Bimbingan Prof. Dr. Ali Amran, Prof. Dr. Lufri, dan Prof. Dr. Elizar (***)

  

Tag:
Bagikan

Opini lainnya
Terkini