Kemilau Kemuning Senja Batusangkar

Foto Harian Singgalang
×

Kemilau Kemuning Senja Batusangkar

Bagikan opini

Oleh Khairul JasmiKemilau kemuning senja, jatuh sempurna di Batusangkar, Kamis (7/7).  Saya duduk di meja besi berkaki satu di kafe Janji Jiwa, di pendakian pendek dekat benteng Van der Capellen. 

Meja berkaki satu ini ada di pelataran dengan lantai kerikil, serta bangku semen memanjang dan bertingkat di hadapan. Yang saya duduki, bangku memanjang dipatah dua.  Empat orang perempuan duduk di sisi serong kiri saya, sedang bercerita sesamanya. Tempat saya duduk ini, seperti medan pertunjukan yang memanjang, namun bukan. Ini kafe dengan atap langit yang kemuning itu. Ini hari balai, pedagang memenuhi sepotong jalan pendek, terlihat sedang berkemas. Mungkin besok mereka akan berdagang lagi di pasar yang lain. Kota masa kecil saya ini, tak berubah, seperti seorang ibu yang tabah menunggu anak-anaknya pulang. Yang berubah hanyalah, mobil kian banyak dan lapangan Cindua Mato seolah  bukan milik warga kota kecil ini lagi. 

Kota tiga kecamatan, telah lama ada dalam lagu. Juga dendang. Penduduknya tak seberapa, satu sama-lain nyaris kenal satu sama lain. Walau begitu, pengunjung kian ramai saja, terutama hari libur.  Jalur hijau menuju Sungai Tarab, yang pemandangannya tak terkatakan itu, di sana sudah ditemukan beberapa warung makan dan resto. Ketika saya lewat, ramai sekali dengan mobil parkir yang banyak. Mereka menikmati bentangan alam ke hilir dan ke mudik, tetapi menghalangi pandangan orang lalu. Sudah pukul 19.00 WIb tapi langit Batusangkar pada hari ini, masih terlihat biru dengan beberapa gerombolan awan yang sepertinya akan mengantarkan hujan. Saya nikmati teguk demi teguk kopi panas. Ini kopi Janji Jiwa, di Jalan Mohammad Yamin, Baringin, Limo Kaum, depan kantor polantas. 

Kopi Janji Jiwa hadir dengan tagline, "kopi dari hati untuk teman sejiwa". Usaha ini adalah milik Billy Kurniawan, yang diluncurkan untuk pertama kali 2018. Ketua Kadin Indonesia, Arsjad Rasjid, pada 2022 dipercaya sebagai salah seorang komisaris dari perusahaan yang punya Kopi Janji Jiwa, yaitu PT Bumi Berkah Boga. Hadirnya Kopi Janji Jiwa di Batusangkar, mengejutkan saya dan  dua wartawan Singgalang yang datang bareng. "Ado siko, yo ebat, :" kata Aci Indrawadi, asli Cubadak. 

Kafe ini luas di luar. Bagian depan, terdapat dua payung dengan meja kayu ala Eropa. Lalu ada ruang ber-ac dan ruangan panjang seperti panggung teater ini.Kota kecil saya yang adem, yang gedung-gedungnya tak bertambah, yang jalan-jalannya seperti 30 tahun silam juga, yang lokasi penjual lemangnya "asal ada saja" tersuruk dan diberi lapak kecil. 

Saya sering main-main ke sini, ke pasar kulit manis yang sekarang juga makin tersuruk dan main kecil. Tadi baunya sempat menyambar hidung saya, aroma yang khas.  Kaki malam telah sempurna turun di Batusangkar, lampu-lampu jalan menyala. Warga kota lalu lalang. Angin berhembus kencang, lalu berhenti. 

Kemilau kemuning senja telah hilang. Empat perempuan yang ada di teras terbuka kafe ini masih asik berbincang, lebih banyak di dalam, juga berbincang sesamanya. Kota saya nan kecil, terpaut 103 Km dari Padang, adalah tempat kenangan dipakukan. *

Tag:
Bagikan

Opini lainnya
Terkini