Indonesia, dengan kekayaan alam dan budaya yang melimpah, dianugerahi pula keberagaman agama. Keberagaman ini menjadi identitas bangsa, namun potensi perpecahan akibat perbedaan keyakinan selalu mengintai. Di sinilah toleransi beragama menjadi kunci, menjadi pilar utama ketahanan nasional.
Lebih dari sekadar sikap saling menghormati, toleransi beragama merupakan penghargaan terhadap hak asasi manusia dan nilai-nilai kemanusiaan universal. Di tengah gejolak global yang diwarnai intoleransi dan radikalisme, Indonesia dengan komitmennya pada toleransi beragama menjadi teladan bagi dunia.
Toleransi beragama bukan berarti menyamakan semua agama, tetapi membuka diri untuk memahami dan menerima perbedaan. Sikap ini bukan hanya tanggung jawab individu, tetapi juga perlu ditanamkan sejak dini dalam pendidikan, digemakan dalam ruang publik, dan dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Pancasila, sebagai dasar negara Indonesia, memiliki peran fundamental dalam menumbuhkan dan menjaga toleransi beragama. Nilai-nilai Pancasila yang terkandung dalam lima silanya menjadi landasan kokoh bagi terciptanya masyarakat yang rukun dan saling menghormati perbedaan keyakinan. salah satunya pada sila Pertama, “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Sila pertama Pancasila menegaskan keyakinan bangsa Indonesia terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Sila ini tidak memihak pada satu agama tertentu, melainkan menjunjung tinggi kebebasan beragama dan berkeyakinan. Hal ini menandakan bahwa Pancasila menghargai keragaman agama dan keyakinan yang ada di Indonesia.“Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia”, Sila kelima Pancasila mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Keadilan ini termasuk keadilan dalam beragama. Setiap individu berhak untuk memeluk dan menjalankan agamanya tanpa paksaan dan diskriminasi. Pancasila memastikan bahwa hak dan kebebasan beragama dilindungi dan dihormati oleh semua pihak.
Pemerintah melalui berbagai kebijakan dan programnya terus mendorong penguatan toleransi beragama. Dialog antarumat beragama, edukasi tentang moderasi beragama, dan penegakan hukum terhadap tindakan intoleransi adalah beberapa contoh upaya tersebut. Peran serta masyarakat sipil dan organisasi keagamaan juga tak kalah penting dalam menyebarkan pesan toleransi dan membangun harmoni sosial.
Toleransi beragama bukan hanya kunci keharmonisan sosial, tetapi juga pondasi kokoh ketahanan nasional. Masyarakat yang rukun dan saling menghormati akan lebih kuat dalam menghadapi berbagai tantangan dan ancaman. Toleransi beragama menjadi benteng bangsa dari ideologi radikal dan gerakan ekstrimis yang ingin memecah belah persatuan.
Membangun toleransi beragama membutuhkan komitmen dan usaha bersama. Mari kita jaga dan lestarikan toleransi sebagai warisan budaya bangsa yang tak ternilai. Dengan toleransi, Indonesia akan terus maju dan menjadi teladan bagi dunia dalam mewujudkan perdamaian dan persaudaraan. (***)