Saya mengenal Marzul Veri sejak tahun 2004, saat itu kami sama-sama sebagai penyelenggara pemilu (KPU). Saya sebagai anggota KPU Kabupaten dan beliau sebagai anggota KPU provinsi. Sampai berlanjut satu periode berikutnya, beliau menjabat sebagai ketua KPU provinsi. Sebagai kolega di lembaga yang sama saya banyak belajar dari beliau. Marzul Veri bukan tokoh karbitan. Selain mengenal sosok Marzul di lembaga penyelenggara pemilu, saya juga terlibat dalam berbagai kegiatan dan aktivitas lain dengan Marzul, salah satunya KNPI. Ketika Marzul menjadi ketua KNPI Sumbar, saya aktif sebagai pengurus KNPI kabupaten Sijunjung.
Setidaknya dalam lembaga penyelenggara pemilu serta di organisasi saya melihat karakter kepemimpinan yang kuat dari sosok Marzul Veri.
Saat menjabat sebagai ketua KPU provinsi Sumatera Barat, semua kolega penyelenggara pemilu sampai kabupaten sudah paham dengan cara kepemimpinan Marzul. Sosok yang sangat berwibawa di jajaran penyelenggara pemilu. Wibawa beliau muncul karena Marzul Veri sangat menguasai tugas dan tanggung jawab penyelenggara. Dia tahu apa yang salah baik secara manajemen maupun teknis. Sebagai ketua KPU provinsi Marzul Veri bersama rekan komisioner KPU provinsi lainnya selalu bersikap antisipatif dalam manajemen penyelenggaraan pemilu se Sumatera Barat. Cara kepemimpinan yang demikian dapat membangun kepercayaan dan wibawa lembaga.
Marzul tak segan-segan memberikan arahan dan teguran kepada seluruh jajaran. Sikap itulah yang menjadi sosok Marzul sangat berwibawa. Terkadang terkesan tegas bahkan keras.
Marzul bukanlah pemimpin karbitan. Ia tumbuh dengan sikap seorang "petarung dan pejuang".Marzul menggembleng diri dalam berbagai organisasi mahasiswa dan pemuda. Sosok Marzul merupakan salah satu sosok figur di berbagai organisasi mahasiswa dan pemuda. Sebut saja HMI, Muhammadiyah, Pemuda Pancasila dan berbagai organisasi lainnya.
Sepengamatan saya, Marzul juga sangat suka belajar. Ia suka belajar dari para senior dan orang-orang yang telah dulu malang melintang di dunia organisasi, pemerintah dan politik. Karena kesukaan beliau belajar dengan tokoh-tokoh senior, saya tahu dulu Marzul sering berdiskusi dan akrab dengan Gamawan Fauzi yang saya dengar kadang dipanggil "Mamak" oleh Marzul. Begitulah juga tokoh senior lainnya seperti Leonardy Harmaini yang merupakan tokoh senior di partai Golkar, Pemuda Pancasila dan pernah menjabat sebagai ketua DPRD Provinsi Sumatra Barat. Banyak sekali tokoh-tokoh masyarakat yang senior di Sumbar mengenal akrab Marzul Veri. Termasuk juga Shodiq Pasadigoe yang dulu menjabat Bupati Tanah Datar dan saat ini terpilih sebagai anggota DPR RI Dapil 1 Sumbar dari partai Nasdem. Marzul mampu menempatkan diri dalam pergaulan tokoh-tokoh di Sumatera Barat.Walau terkesan kalem dan berwibawa, saya menyaksikan sendiri bagaimana Marzul memiliki pergaulan yang luas. Baik di daerah maupun nasional. Termasuk di kalangan rekan-rekan media. Sebut saja kolega senior beliau di KPU, Mufty Sarfie, Khairul Jasmi dan yang lain.
Kemampuan komunikasi, pengalaman organisasi dan wawasan yang luas membuat Marzul gampang dan asyik dalam berbagai perbincangan.
Sisi lain dari Marzul Veri yang saya perhatikan, yaitu beliau sangat responsif dan peduli terhadap banyak orang. Apalagi kolega di lembaga dan organisasi. Jika ada yang sakit dan kemalangan, Marzul serta merta mengajak semua orang untuk membesuk dan melayat. Begitu juga kalau ada orang atau mahasiswa yang kesulitan biaya, beliau saya lihat suka juga memberikan bantuan dari kantong pribadinya. (*)