Ramadan dan Penguatan Ibadah 

Foto Heri Surikno
×

Ramadan dan Penguatan Ibadah 

Bagikan opini

 Oleh Heri Surikno

Alumni MTI Canduang dan Wakil Ketua Bidang Akademik STIT Syekh Burhanuddin PariamanImam al-Ghazali dalam Ayyuha al-Walad menukil sebuah hikayat tentang seorang hamba yang saleh dari Bani Israil. Ia sudah beribadah selama tujuh puluh tahun. Ibadahnya terus meningkat dari waktu ke waktu.

Lantaran kesalehannya, Allah memuji-muji hambaNya tersebut di hadapan Malaikat. Maka Malaikat ingin menguji tingkat kesalehannya dan pemaknaannya terhadap ibadah yang sudah puluhan tahun ia kerjakan."Amal saleh yang sudah engkau kerjakan puluhan tahun itu, tidak menjadi jaminan akan memasukkanmu ke dalam surga" kata Malaikat menyampaikan pesan kepada hamba saleh.

"Kita diciptakan oleh Allah untuk beribadah, maka sudah sepatutnya ibadah itu dilaksanakan semata-mata mengharap ridonya" jawab hamba saleh.Ketika Malaikat kembali menghadap kepada Allah, Ia ditanya apa jawaban hamba saleh tersebut. Jawab Malaikat " ya, Allah. Engkau lebih tahu apa jawaban hambaMu". Apabila ia (beribadah) tanpa berhitung kepadaku, niscaya Akupun tidak akan berhitung kepadanya. Saksikanlah, wahai Malaikatku, bahwa Aku telah mengampuninya".

Hikayat di atas memesankan tiga hal penting yang harus dicermati dalam pelaksanaan ibadah, khususnya di bulan Ramadan, yaitu:Pertama, ibadah mesti dikerjakan. Tujuan akhir kehidupan orang beriman pasti kebahagiaan hidup di akhirat yaitu pertemuan dengan Allah dalam surga. Prasyarat utama untuk sampai pada tujuan utama itu adalah mengerjakan amal saleh dalam bingkai ibadah "Maka barang siapa mengharap pertemuan dengan Tuhannya, maka hendaklah dia mengerjakan kebajikan dan janganlah dia mempersekutukan dengan sesuatu pun dalam beribadah kepada Tuhannya.” (Q.S al-Kahfi: 110).

Maka tidak dapat diterima oleh akal sehat bila ada orang yang punya suatu tujuan tapi tidak mau berupaya dan menempuh jalan untuk bisa sampai pada tujuan itu. Bahkan, punya harapan sampai pada tujuan yaitu masuk ke dalam surga dan bertemu dengan Allah, namun tidak berusaha dengan sungguh untuk mengerjakan amal saleh, bisa menjadi suatu dosa baru pula. Ordal (orang dalam) hanya berlaku di dunia dan pasti tidak akan pernah terjadi di akhirat.Kedua, kuantitas ibadah. Nanti di akhirat, Allah akan memanggil hambanya untuk masuk ke dalam surga berkat rahmat Allah kepada mereka dan mereka dipersilahkan menikmati segala fasilitasnya sesuai dengan kadar/kuantitas amal yang pernah mereka kerjakan selama hidup (al-Hasan al-Basri).

Secara kuantitas tidak ada batasan jumlah ibadah yang dapat dilakukan asal sesuai dengan koridor syariat yang diajarkan oleh Nabi dan disyarah oleh para ulama, termasuk ibadah dalam bulan Ramadan.Ramadan menyediakan berbagai menu ibadah yang secara kuantitas bisa dikerjakan. Selain berpuasa, ada Qiyam al-lail dengan tarawih yang banyak bilangan rakaatnya, menyegerakan berbuka, mengakhirkan sahur, membaca al-Qur'an dan mengkhatamkannya, bersedekah, menjaga silaturahim, menyantuni anak yatim, i'tikaf dan  lain-lain. Sudah pasti yang bermodal kecil di dunia, di akhirat akan kecil pula hasilnya dan begitu sebaliknya, kecuali dengan rahmat Allah.

 Siapa yang mengira bahwa tanpa usaha yang sungguh-sungguh, seorang akan sampai pada tujuannya, itulah hal yang tidak akan mungkin terjadi (mutamanni) dan siapa yang mengira bahwa dengan mengerahkan segala kesanggupan untuk sampai pada tujuan, niscaya tujuannya akan diperoleh, bahkan bisa melebihi dari upayanya ( Ali bin Abi Thalib).

Ketiga, ikhlas dalam ibadah. Maqam ibadah tertinggi adalah ikhlas. Beribadah tidak lagi karena berharap pahala dan takut dosa. Kuantitas ibadah yang dikerjakan tidak lagi orientasinya agar masuk surga dan terhindar dari neraka. Apalagi ibadah yang dikerjakan karena berharap penilaian dari manusia. Tapi nikmatnya beribadah telah mengantarkannya pada ketenangan bermunajat sehingga ridho dengan ketentuan ibadah yang ia dijalani. Tugas utama sebagai hamba adalah melaksanakan ibadah, baik secara kuantitas maupun kualitas. (***)

Tag:
Bagikan

Opini lainnya
Ganefri
Terkini