Rusak Tahunan

Foto Eriandi
×

Rusak Tahunan

Bagikan opini

EriandiSudah lama masyarakat di berbagai daerah mengeluhkan rusaknya jalan di wilayah mereka. Hampir semua daerah di Sumatera Barat ini jalan rusak. Berlubang dan berbahaya. Ada pula yang sudah tahun rusak, tapi belum disentuh perbaikan.

Jalan dari Alahan Panjang menuju Muaro Labuh misalnya. Sampai sekarang masih seperti saja, rusak belum diperbaiki. Tambang pasir di sekitar jalan membuat akses yang menghubungkan dua kabupaten terganggu. Tahunan. Jembatan darurat masih terpasang di sana.Pemerintah pusat enggan memperbaiki jalan tersebut. Alasannya tambang galian c. Selama tambang tidak ditertibkan, pemerintah tak mau menyentuh jalan terbut. Mungkin saja kabar itu benar.

Buang-buang uang saja namanya kalau diperbaiki. Sebulan diperbaiki, sudah itu rusak lagi akibat tambang galian c. Kisah yang sama juga di jalan Limapuluh Kota – Tanah datar. Jalan rusak parah.Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi saat meninjau kondisi Jalan di kawasan Aie Dingin mengakui memang jalan tersebut rusak diduga akibat aktivitas penambangan galian C. Bahkan dari tinjauan itu, gubernur menemukan usaha penambangan tidak berizin.

Untuk langkah awal, Pemprov menghentikan operasional tambang tidak berizin tersebut. Pemprov berjanji juga mengevaluasi perizinan sejumlah perusahaan tambang lain yang diduga menjadi biang masalah kerusakan ruas jalan sepanjang kurang lebih 20 kilometer tersebut.Dari kunjungan gubernur beserta jajaran OPD bersama Kepala Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN), menemukan fakta kerusakan jalan serta kerusakan bangunan rumah warga, yang disebabkan aktivitas tambang di sekitar kawasan tersebut.

Berdasarkan peninjauan pada lima titik dengan kondisi kerusakan terparah, terlihat jelas aktivitas tambang di sisi timur jalan telah menyebabkan luncuran air galian tambang yang tidak terkendali, sehingga secara perlahan menyebabkan longsoran dan jalan terban di sisi barat.Kepala BPJN Sumbar, Thabrani menyebutkan ruas jalan nasional di Aie Dingin sepanjang 20 kilometer memang rawan longsor. Sebab, di sekitar ruas jalan tersebut terdapat aktivitas tambang yang tidak tertata dengan benar. Sehingga, menyebabkan terjadinya tumpukan saluran air atau aliran air yang menyeberangi badan jalan, dan kemudian menyebabkan terjadinya longsor atau jalan terban di sisi barat.

BPJN berharap ada solusi yang tepat untuk mengatasi kerusakan jalan menahun yang disebabkan aktivitas tambang tersebut. Sebab, perbaikan kualitas jalan akan sia-sia jika penataan tambang di kawasan itu tidak dilakukan dengan benar.Masyarakat berharap Pemprov dan pemerintah kabupaten/kota bersinergi menangani rusaknya jalan tersebut. Jika memang ada temuan jalan rusak disebabkan tambang, segera dievaluasi.

Selain tambang, jalan rusak juga disebabkan banyaknya truk lalu lalang berlebih muatan. Sayang, penanganan truk kelebihan muatan tersebut angin-anginan. Tak serius. Jembatan timbang sebagai tempat mengukur tonase truk tidak berjalan maksimal. Sayang memang. 

Tag:
Bagikan

Opini lainnya
Terkini