Merencanakan Ramadhan

Foto Dr. Supriadi, S.Ag., M.Pd
×

Merencanakan Ramadhan

Bagikan opini

 Oleh Dr. Supriadi, S.Ag., M.Pd

(Dosen Perencanaan Pembelajaran UIN Bukittinggi)Allah berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 183: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atasmu berpuasa, sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa”. Ayat tersebut menjadi dalil utama atas kewajiban berpuasa di bulan Ramadhan yang dibebankan kepada setiap orang beriman.

Puasa Ramadhan merupakan ibadah utama dan memiliki kekhususan dalam pandangan Islam. Disebut sebagai ibadah utama karena puasa Ramadhan sejajar dengan empat ibadah utama lainnya seperti syahadat, shalat, zakat, dan haji. Kelima ibadah inilah yang menjadi rukun tegaknya Islam (HR. Bukhari No. 8). Disebut sebagai ibadah khusus, karena dalam hadits Qudsi Allah berfirman; "Semua amal perbuatan anak Adam itu adalah untuknya, melainkan berpuasa, karena sesungguhnya puasa itu adalah untuk-Ku dan Aku yang akan memberikan balasan dengannya”. Hadits Qudsi di atas menegaskan betapa khususnya ibadah puasa Ramadhan, hal ini disebabkan oleh; pertama, karena ibadah puasa itu dilaksanakan di bulan yang suci dan istimewa, di bulan tersebutlah diturunkannya al-Quran yang menjadi petunjuk bagi seluruh manusia (al-Baqarah 185). Kedua, Ibadah puasa adalah ibadah privasi yang validasinya hanya diketahui oleh Allah dan orang yang berpuasa itu saja, berbeda dengan ibadah lain yang dapat dilihat oleh orang lain. Ketiga, Ibadah puasa adalah manifestasi konkrit perlawanan orang beriman terhadap godaan syaitan.

Ketiga penyebab di atas, semakin membuktikan bahwa puasa Ramadhan bukanlah ibadah yang ringan, baik dipandang dari segi waktu maupun pelaksanaan puasa itu sendiri. Dari segi waktu, puasa Ramadhan dilaksanakan sebulan penuh, di samping itu lama waktu menahan saat berpuasa yang cukup lama sejak terbit fajar hingga terbenam matahari sekira-kira 12 jam untuk wilayah khatulistiwa, sedangkan daerah lain akan sangat bergantung dari musim yang berlangsung, bisa pendek setara dengan daerah khatulistiwa, atau bisa juga menjadi sangat panjang bahkan bisa mencapai 18 hingga 20 jam untuk daerah-daerah di bagian utara bumi.Waktu menahan yang panjang akan membuat tubuh menjadi lelah, ditambah lagi malamnya harus mendirikan “Qiyamur Ramadhan” berupa mendirikan sejumlah ibadah sunnah lainnya, seperti shalat Tarawih dan witir dengan hitungan rakaat yang tidak sedikit, diikuti dengan memperbanyak tadarus al-Quran, bangun malam untuk mendirikan shalat malam dan besok harus pula bangun dini hari untuk bersahur dan itu berlangsung sebulan penuh.

Sedangkan dari segi pelaksanaan puasa, seorang mukmin harus berperang dengan diri sendiri dari segala godaan syaitan yang dapat membatalkan puasa atau menghilangkan pahala puasanya; ghibah, iri dengki, dendam, riya, sombong, ujub dan meluapnya amarah apalagi saat akan berbuka merupakan perjuangan berat seorang mukmin saat melaksanakan puasa, seorang mukmin tentunya harus menjaga agar puasa yang dilakukan tidak sia-sia yang hanya mendapatkan rasa haus dan lapar semata (HR. Ath-Thabraniy : 1084),Saking beratnya ibadah puasa itu sehingga Allah tidak membebankan kewajiban puasa itu kepada sembarang manusia, meskipun sudah memeluk Islam sekalipun, akan tetapi puasa itu dibebankan kepada orang-orang yang beriman, karena orang berimanlah yang sanggup menanggung kewajiban ini, sebagaimana tersebut pada awal ayat surat Al-Baqarah 183 di atas

Ramadhan ibarat bulan ujian dan pertandingan yang berhadiah Taqwa, sebagaimana janji Allah pada akhir Surat Al-Baqarah 183. Taqwa adalah sebuah pangkat dan predikat tertinggi dalam Islam, sebagai pangkat tertinggi tentunya harus melewati berbagai ujian yang ketat dan berat pula, untuk dapat melewati semua ujian atau pertandingan itu, ibadah puasa yang akan dilaksanakan harus direncanakan dan dipersiapkan dengan matang. Lalu apa saja perencanaan yang mesti dipersiapkan itu?Sejumlah rencana dan persiapan tentunya harus disusun jauh sebelum ujian atau pertandingan itu dimulai, latihan ketat adalah sebuah kemestian termasuk berbagai pemanasan agar ujian dan pertandingan dapat dengan mudah dimenangkan menjadi jawara Taqwa di akhir Ramadhan nanti. Rencana dan persiapan tersebut dapat dirinci sebagai berikut:

Perencanaan Pertama, Memperbarui Keimanan. Iman itu sifatnya naik dan turun, terkadang iman itu naik dan bahkan suatu saat iman seseorang akan turun karena sebab-sebab tertentu (QS. Al-Fath: 4, QS. Muhammad:17, QS. Al-Muddatsir: 31, QS. At-Taubah: 124). Seorang mukmin yang baik ketika akan menghadapi Ramadhan, hendaknya mempersiapkan diri dengan selalu memperbarui imamnya dengan cara mengucapkan kalimat syahadat sebagaimana sabda Rasulullah pada hadits Abu Hurairah yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari. Keimanan yang kuat akan berbuah ikhlas dan keikhlasan akan berbuah pada ringannya anggota tubuh menjalankan puasa Ramadhan tersebut, seberat apapun aktivitas ritual Ramadhan yang kita lakukan tidak akan terasa berat bila dilakukan dengan iman.Disamping itu landasan keimanan (imanan) dan perencanaan matang (ikhtisaban) ini menjadi syarat diterimanya seluruh amalan dan diampuninya dosa-dosa seorang mukmin setelah Ramadhan. Hal ini telah tegas dijelaskan oleh Rasulullah dalam hadits beliau: Siapa saja yang mempuasakan Ramadhan dengan penuh keimanan dan perencanaan matang, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah berlalu (HR.Bukhari: 38 dan Muslim: 760)

Perencanaan kedua, mempersiapkan diri dengan hal-hal yang dibenarkan Allah jauh sebelum Ramadhan datang hingga Ramadhan semakin mendekat, seperti memunculkan perasaan rindu dan harap dengan kedatangan bulan berkah, bulan amal, bulan ampunan, bulan tarbiyah dan sejumlah nama hebat dan keutamaan yang dilekatkan pada Ramadhan, seperti seseorang yang sedang menunggu kekasihnya yang akan datang berkunjung. Doa yang berharap dipertemukan dengan Ramadhan dan diterima semua ibadah di dalamnya, adalah bukti bahwa kita rindu, harap dan gembira akan kedatangan kekasih yang bernama Ramadhan.Rasa gembira terhadap datangnya Ramadhan itu tidak boleh disalahartikan dengan melakukan berbagai kegiatan euforia dan selebrasi yang mengundang dan mengandung dosa, seperti kegiatan "balimau" yang sering dilakukan oleh sebagian masyarakat khususnya muda-mudi yang jelas-jelas tidak ada nash yang menganjurkannya dalam Islam. Kesucian Ramadhan akan terciderai akibat cara menyambut Ramadhan yang salah dengan kegiatan jalan-jalan dan mandi-mandi di sumber air yang bercampur laki-laki dan perempuan, dan bahkan bagi sebagian muda-mudi “balimau” tidak lebih dari sekedar dalih agar mendapatkan izin bepergian dari orang tua mereka, atau kegiatan mubazir lainnya seperti begadang di malam Ramadhan untuk bermain games online bahkan judi online.

Perencanaan ketiga adalah latihan fisik dengan membiasakan puasa sunnah sebelum Ramadhan, sejumlah puasa sunnah sejak dari bulan Muharram hingga Sya'ban merupakan bentuk pemanasan (warming-up) efektif yang disediakan Allah untuk orang mukmin agar dapat mempersiapkan ujian dan pertandingan yang sesungguhnya, agar saat pertandingan berlangsung ada pembiasaan yang akan mempermudah menjadi pemenang.Perencanaan keempat, yaitu merencanakan amalan apa saja yang akan dilakukan, mumpung lagi bulan amal di bulan maghfirah, perencanaan perbaikan dan peningkatan amal serta upaya pengampunan dosa menjadi prioritas yang mesti direncanakan dengan baik, ditambah lagi ada satu malam istimewa di akhir Ramadhan nanti yang akan menjadi malam bonus amalan kebaikan dan pahala yang berlipat ganda. Rencanakan dengan apa dan bagaimana kita dapat meraih malam lailatul qadar itu, Insyaallah.

Perencanaan kelima adalah merencanakan program lanjutan setelah Ramadhan berlalu hingga Ramadhan tahun depan datang kembali. Sejumlah pelatihan yang ketat selama Ramadhan, apakah kita akan menjadi mukmin yang istiqamah dengan ketaqwaan yang telah kita peroleh atau justru menjadi mukmin musiman yang kembali ke habitat kualitas amalnya, habitat perilaku, tindak tanduk serta penyakit hati yang sama atau lebih buruk saat Ramadhan sehari berlalu, 1 Syawal hingga 29 Sya'ban tahun depan adalah cerminan dari konsistensi taqwa yang dihasilkan Ramadhan Tahun ini. Semoga..! 

Tag:
Bagikan

Opini lainnya
Terkini