Menangkap Makna Puasa di Tahun 2024

Foto Nilma Suryani
×

Menangkap Makna Puasa di Tahun 2024

Bagikan opini

 Oleh Nilma Suryani

Dosen Hukum Pidana Universitas AndalasUmat Islam beberapa hari ke depan akan menyambut kedatangan tamu yang agung, tamu yang dinantikan oleh kaum Muslim yang beriman. Sebagai sebuah praktik keagamaan yang memiliki nilai spiritual dan sosial yang sangat penting bagi umat Muslim, puasa merupakan momen yang dinanti setiap tahunnya.

Tahun 2024 menjadi tahun di mana puasa tetap menjadi bagian integral dari kehidupan umat Muslim di seluruh dunia. Seperti biasa, bulan Ramadan membawa dengan itu segala macam pengalaman, refleksi, dan tantangan.Puasa di tahun 2024 memiliki dimensi yang lebih mendalam karena keadaan global yang terus berubah. Pandemi COVID-19 yang masih berkecamuk mungkin telah mempengaruhi cara umat Muslim merayakan bulan Ramadan. Meskipun ada kemungkinan pengetatan atau pembatasan dalam bentuk pertemuan sosial atau aktivitas keagamaan di beberapa wilayah, hal ini tidak mengurangi nilai spiritual dari puasa itu sendiri.

Tahun 2024 mungkin menjadi saat untuk merenungkan lebih dalam tentang nilai-nilai kemanusiaan, solidaritas, dan keprihatinan terhadap sesama, mengingat tantangan global yang berkelanjutan seperti perubahan iklim, ketidaksetaraan ekonomi, dan konflik politik yang berkepanjangan. Puasa dapat menjadi waktu yang ideal untuk memperkuat rasa empati dan solidaritas, serta untuk meneguhkan komitmen terhadap nilai-nilai seperti keadilan, kedermawanan, dan kasih sayang.Di tengah perubahan iklim global yang semakin terasa, puasa juga dapat menjadi kesempatan untuk merenungkan tanggung jawab manusia terhadap lingkungan alam. Konsep sederhana dari menahan diri dari makan dan minum selama berjam-jam dapat membawa kesadaran tentang pentingnya penghematan sumber daya alam, pengurangan limbah, dan keberlanjutan lingkungan.

Tentu saja, di samping dimensi spiritual dan sosialnya, puasa juga membawa sejumlah tantangan bagi individu, termasuk ketahanan fisik dan mental. Di tengah ritme kehidupan yang sibuk dan tuntutan sehari-hari, menjaga disiplin dan fokus selama bulan Ramadan bisa menjadi ujian yang nyata bagi banyak orang.Namun demikian, seperti yang terjadi setiap tahun, umat Muslim di seluruh dunia bersatu dalam semangat Ramadan, saling mendukung dan menginspirasi satu sama lain dalam perjalanan mereka menjalankan ibadah puasa. Meskipun tantangan dan perubahan mungkin hadir, esensi dari puasa tetap tidak berubah: sebuah waktu untuk merenung, bersyukur, dan menguatkan hubungan dengan Tuhan serta sesama manusia.

Dalam konteks tahun 2024, di mana tantangan dan perubahan terus mewarnai dunia, puasa tetap menjadi cahaya yang menuntun umat Muslim untuk menemukan kedamaian, kebijaksanaan, dan harapan di tengah kegelapan.Bulan Refleksi

Peran kaum Muslimin dalam menjalankan ibadah puasa bergantung pada seberapa kuat tekad untuk menekuni selama 30 hari ke depan. Peran tersebut harus didukung dengan berbagai amalan yang sudah disunnahkan dalam Quran dan hadits nabi. Hukum yang telah ditetapkan sejak zaman Nabi tidak bisa menjadi ruang ijtihad, apalagi menjadi ruang perdebatan.Bulan puasa kali ini, kami menamakannya sebagai bulan refleksi, yang bermaksud untuk mengevaluasi kembali ibadah puasa yang terlalaikan tahun-tahun sebelumnya sehingga ibadah puasa tahun 2024 bisa menjadi ibadah puasa yang lebih baik dibandingkan sebelumnya.

Selain itu, permasalahan yang biasa terjadi di tanah air adalah persoalan penetapan awal masuk 1 Ramadan. Karena biasanya pemerintah, NU, dan Muhammadiyah memiliki pandangan yang berbeda sesuai dengan metode yang mereka gunakan. Namun, yang perlu digarisbawahi adalah bahwa pemerintah Republik Indonesia harus menjadi acuan, karena di situlah letak persatuan yang akan menjadikan umat Islam tidak terbelah-belah nantinya.Walaupun dari keturunan keluarga Muhammadiyah maupun keluarga Nahdlatul Ulama (NU) sekalipun, pesan damai untuk bersatu terus digaungkan sejak sekarang agar berbagai keributan sosial, politik, ekonomi, hukum, bisnis, dan lainnya bisa diredam. Melihat situasi politik saat ini sudah membikin keterbelahan, apalagi jika umat Islam terbelah pula.

Bulan SafariJika Anda bisa mengunjungi saudara, handai taulan, kerabat, dan keluarga besar dengan memberikan makanan atau berbagi sesuai kemampuan, maka berbagilah. Dengan demikian, hubungan akan terasa lebih dekat dan intens daripada sebelumnya. Penting untuk menyambung silaturahim dengan berbagai entitas lini keluarga maupun saudara seiman. Dengan itu, hubungan akan semakin dekat dan erat.

Bagi pemerintah, tentunya memiliki program "Safari Ramadan" dengan mengunjungi warga masyarakat, khususnya bagi mereka yang membutuhkan dukungan ekonomi. Kehadiran Safari Ramadan menjadi momen yang dinantikan oleh warga di pelosok dan pedalaman untuk menyukseskan hubungan pemerintah dengan masyarakat.Adapun bagi dosen, bisa membuat program pengabdian kepada masyarakat dengan memberikan sosialisasi tentang kesehatan, hukum, dan bidang lainnya yang diampu oleh dosen yang bersangkutan. Program ini juga membawa sesuatu untuk dibagikan kepada masyarakat, sehingga program pengabdian menjadi momen yang ditangkap oleh masyarakat, bukan hanya sekadar menjalankan tugas dan kewajiban sebagai dosen, tetapi juga sebagai pendekatan kepada masyarakat sehingga harmonisasi terwujud dalam pesan kesatuan dan persatuan menyambut bulan puasa tahun ini. (***)

Tag:
Bagikan

Opini lainnya
Terkini