Kapitalisme di Media Massa; Tantangan Literasi bagi Masyarakat

Foto Harian Singgalang
×

Kapitalisme di Media Massa; Tantangan Literasi bagi Masyarakat

Bagikan opini

Oleh: Sadam HuseinMedia massa memiliki peran sentral dalam perekonomian informasi dan budaya di masyarakat modern. Sebagai saluran utama untuk menyampaikan berita, hiburan, dan pandangan dunia, media massa dapat membentuk opini, sikap, dan nilai-nilai di tengah masyarakat. Keberagaman dalam pengelolaan media massa menghadirkan tantangan kompleks terkait etika, tanggung jawab, dan dampaknya terhadap kehidupan sehari-hari.

Tidak dapat disangkal bahwa media massa memiliki kekuatan besar dalam membentuk dan membimbing arah pikiran publik. Kemampuannya untuk menyajikan informasi dengan cepat dan luas menjadikannya alat yang sangat efektif untuk mendidik, memberdayakan, atau bahkan mengendalikan masyarakat. Namun, di balik potensi positifnya, media massa juga membawa risiko signifikan.Vincent Mosco, seorang ahli teori ekonomi politik media berpendapat bahwa media massa pada dasarnya adalah media kapitalisme. Hal itu dikarenakan media massa pada umumnya dimiliki dan dikendalikan oleh pemilik modal yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan. Oleh karena itu, isi dan format media massa akan diorientasikan untuk menarik perhatian penonton dan konsumen agar dapat dijual kepada pengiklan. Vincent Mosco menyatakan, media massa kapitalisme memiliki beberapa karakteristik seperti orientasi pasar, komersialisasi, konsentrasi kepemilikan dan konformitas.

Media massa memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk opini publik dan memengaruhi perilaku masyarakat. Pada beberapa kasus, media massa bisa digunakan sebagai alat propaganda untuk mendukung ideologi kapitalisme. Salah satu strategi yang umum digunakan adalah melalui penyajian berita dan informasi yang mendukung kepentingan kapitalisme.Salah satu cara yang paling terlihat adalah melalui pemberitaan yang seringkali menyoroti keberhasilan perusahaan-perusahaan kapitalis dan tokoh-tokoh kapitalis. Dengan terus menampilkan kesuksesan mereka, media massa dapat menciptakan citra positif terhadap sistem ekonomi kapitalis. Hal ini dapat mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap keberhasilan ekonomi negara-negara kapitalis dan mendorong dukungan terhadap sistem tersebut.

Selain itu, media massa juga memainkan peran penting dalam menyebarkan ideologi kapitalisme melalui program-program hiburan. Contohnya, film-film Hollywood sering kali menampilkan gaya hidup orang-orang kaya dan sukses sebagai sesuatu yang diidamkan. Dengan mempromosikan citra ini, media massa dapat menciptakan keinginan di kalangan masyarakat untuk mencapai tingkat kesuksesan yang sama. Hal ini tidak hanya memengaruhi preferensi konsumen, tetapi juga dapat memperkuat keyakinan masyarakat terhadap nilai-nilai kapitalisme.Di Indonesia, dampak propaganda kapitalisme juga dapat terlihat melalui pemberitaan yang cenderung mendukung kepentingan para pemilik modal dan pengusaha. Pemilihan naratif dan framing dalam berita dapat memberikan pandangan yang lebih positif terhadap tindakan kapitalis, sementara mengabaikan dampak sosial atau lingkungan yang mungkin timbul. Selain itu, media massa juga sering kali mempromosikan budaya konsumerisme yang merupakan aspek khas dari sistem ekonomi kapitalis.

Dampak dari penggunaan media massa sebagai alat propaganda kapitalisme tidak bisa diabaikan. Media massa dapat membentuk opini publik dan mengubah perilaku masyarakat. Keterpaparan yang berlebihan terhadap pesan-pesan kapitalisme dapat menyebabkan masyarakat menjadi lebih konsumtif,  individualis, dan kurang peduli terhadap nilai-nilai sosial. Hal ini dapat memperkuat struktur sosial yang mendukung eksploitasi ekonomi dan kesenjangan yang mungkin timbul dalam masyarakat. Oleh karena itu, penting untuk memiliki pemahaman kritis terhadap informasi yang disajikan oleh media massa dan mengembangkan literasi media agar masyarakat dapat membentuk pandangan yang lebih seimbang dan kritis terhadap realitas sosial dan ekonomi.Untuk melawan propaganda kapitalisme, masyarakat perlu mengembangkan kesadaran kritis terhadap informasi yang mereka terima. Penting bagi masyarakat untuk menyadari bahwa media massa memiliki keterbatasan dan kecenderungan tertentu dalam menyajikan informasi. Informasi yang disampaikan dapat dipengaruhi oleh kepentingan ekonomi dan politik. Kesadaran kritis terhadap media melibatkan kemampuan untuk mempertanyakan naratif yang disajikan, mengidentifikasi potensi bias, dan mencari informasi tambahan dari sumber yang lebih independen. Masyarakat perlu memahami bahwa keberagaman sudut pandang dan pendekatan metodologis dalam menyusun berita dapat menghasilkan interpretasi yang berbeda terhadap suatu peristiwa.

Verifikasi informasi dengan menggunakan sumber-sumber independen menjadi langkah kritis dalam membentuk pemahaman yang akurat. Menggunakan multiple sumber membantu masyarakat untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap dan seimbang tentang suatu topik. Dengan demikian, masyarakat dapat menghindari terperangkap dalam naratif tunggal yang mungkin disajikan oleh media massa utama.Penting juga bagi masyarakat untuk mendukung media massa alternatif, termasuk media sosial yang dapat menyajikan berbagai sudut pandang tanpa terlalu dipengaruhi oleh kepentingan besar. Media sosial memiliki potensi untuk memberikan suara kepada berbagai kelompok dan individu, menciptakan ruang untuk diskusi yang lebih luas dan inklusif. John T. Sides, seorang Profesor Ilmu Politik di University of California, Los Angeles, menyoroti bahwa kelebihan media sosial terletak pada kemampuannya untuk memberdayakan siapa saja menjadi pembuat konten.

Namun, perlu diingat bahwa meskipun media sosial memiliki potensi positif ini, penggunaannya juga dapat disalahgunakan. Informasi yang tidak benar atau menyesatkan dapat dengan mudah menyebar, dan beberapa pihak dapat dengan sengaja memanipulasi konten untuk mencapai tujuan mereka. Oleh karena itu, masyarakat perlu melibatkan diri secara aktif dalam literasi digital, memahami cara mengidentifikasi dan menghindari penyebaran informasi palsu atau manipulatif.Dengan memiliki kesadaran kritis terhadap media massa maupun media sosial, masyarakat dapat lebih berdaya dalam membentuk pandangan mereka sendiri, melibatkan diri dalam diskusi yang sehat, dan melawan dampak negatif dari propaganda kapitalisme yang mungkin terjadi. (Penulis adalah Mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi Universitas Andalas Padang)

Referensi:Mosco, Vincent. 2009. The Political Economy of Communication: Rethinking and Renewal. London: Sage Publications.

Herman, Edward dan Noam Chomsky. 1988. Manufacturing Consent – The Political Economy of the Mass Media. New York: Pantheon BooksSocial Media as Alternative Media: The Case of the Arab Spring oleh John T. Sides dan Michael X. Delli Carpini (2014)

Tag:
Bagikan

Opini lainnya
Terkini