Merawat Semesta dan Narasi Ilmiah

Foto Harian Singgalang
×

 Merawat Semesta dan Narasi Ilmiah

Bagikan opini

Oleh Riki SaputraRektor Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Ormas terbesar di Indonesia Muhammadiyah, pada tanggal 18 November 2023 yang lalu memperingati Miladnya yang ke- 111. Tema yang diusung pada milad pada tahun ini bertajuk Ikhtiar Menyelamatkan Semesta. Ternyata jargon tersebut tidak hanya terjadi di selebaran pamflet yang diusung oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah, melainkan juga diinternalisasikan melalui kegiatan-kegiatan dalam rangka Milad, salah satunya kegiatan Dialog Terbuka para Capres dan Cawapres 2024.Dialog terbuka tersebut dilaksanakan di tiga tempat yang berbeda, di ruang-ruang ilmiah yang merupakan wilayah netral yang tidak boleh dipakai untuk berkampanye politik. Kegiatan ini bertajuk Dialog Terbuka,  maka yang diusung oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah yakni ingin mengambil suatu ikhtiar kesiapan para Capres dan Cawapres dalam menyelamatkan semesta kelak ketika diberi amanah menjadi Presiden dan Wakil Presiden yang akan mendatang.

Ruang-ruang ilmiah yang dipilih oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah dalam melaksanakan dialog terbuka berada di tiga kampus kenamaan Amal Usaha Muhammadiyah yakni di Universitas Muhammadiyah Jakarta, Universitas Muhammadiyah Surabaya dan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Tentu, ketiga kampus ini merupakan kampus netral dan ruang akademik yang pas dipakai dalam menguji gagasan putra-putra terbaik bangsa. Ruang ilmiah ini juga sekaligus dijadikan sebagai tempat dalam menarasikan gagasan-gagasan putra terbaik bangsa dalam melakukan pembaharuan dan menyelamatkan semesta.Anies Rasyid Baswedan dan Muhaimin Iskandar dua tokoh Sentral cicit dari pendiri bangsa, satu dari keluarga pendiri liga bangsa Arab yakni AR Baswedan, satunya dari pendiri NU dan tokoh nasional Kyai Bisri Samsuri. Berkat modal trah darah biru, mereka berdua sangat yakin dan mantap untuk melenggang dalam percaturan pilpres tahun 2024 mendatang. Berkat nasab dari Pahlawan Nasional yang dimiliki kedua putra terbaik ini, kiranya warga Muhammadiyah perlu menguji gagasan mereka dalam tajuk Dialog Terbuka di kampus kenamaan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Tak kalah pentingnya sosok militer yang pernah memegang tampuk kepemimpinan Kopassus Prabowo Subianto yang berpasangan dengan anak Presiden RI yang sekarang asal kota Solo Gibran Rakabuming Raka. Kedua putra terbaik ini juga akan menjajaki kemampuannya dalam dunia politik bermain dalam bedak catur pemimpin negara. Sebagai warga muslim, khususnya warga Muhammadiyah menunggu gebrakan pembaharuan yang dilakukan oleh kedua putra bangsa ini dalam Ikhtiar Menyelamatkan Semesta sebagai pemimpin tertinggi kelak jika terpilih. Maka dengan begitu warga Muhammadiyah ingin menyaksikan langsung gagasan mereka berdua dalam Dialog Terbuka di Universitas Muhammadiyah Surabaya.Putera terbaik ketiga, Ganjar Pranowo, semasa kuliah sudah menjadi aktivis dan pernah menjadi anggota DPR RI selama dua periode dan menjadi gubernur Jawa Tengah selama dua periode yang berpasangan dengan pakar hukum Indonesia Mahfud MD. Dua nama ini tentunya tidak asing bagi warga Muhammadiyah, pasalnya orang Muhammadiyah di Jawa Tengah dan warga Muhammadiyah di UII selalu akrab dengan kedua tokoh ini. Gagasan mereka terkait Ikhtiar Merawat semesta ditunggu oleh warga Muhammadiyah dalam dialog terbuka yang diadakan di Universitas Muhammadiyah Jakarta dalam melihat kesiapan mereka untuk menyongsong pembaharuan bangsa.

Merawat Politik KesemestaanKetiga pasangan putra-putra terbaik bangsa yang sudah ditetapkan oleh KPU (komisi pemilihan umum) akan mengadu gagasan di gelanggang akademik yang dilakukan oleh warga Muhammadiyah. Warga Muhammadiyah sadar bahwa memilih pemimpin tidak hanya sekedar dari trah darah biru dalam keluarganya atau memilih hanya sebatas mengikuti kata hati nurani, tetapi memilih pemimpin juga melihat dari aspek pengetahuan yang ia miliki untuk menyelamatkan semesta seperti tema yang diusung dalam Milad Muhammadiyah tahun ini.

Melihat dari sisi pengetahuan, ternyata hal ini sudah digariskan oleh Imam Al-Mawardi dalam kitabnya Al-Ahkam Al-Sultaniyah. Al-Mawardi menjelaskan bagaimana seharusnya umat muslim memilih pemimpin dari beberapa aspek, terutama dari ilmu yang dimilikinya. Ia menandaskan bahwa calon seorang khalifah harus memiliki ilmu yang membuatnya mampu berijtihad terhadap kasus-kasus dan hukum-hukum. Dengan demikian, ilmu menjadi sangat penting bagi para calon pemimpin dalam menyelesaikan kasus-kasus dan hukum-hukum dalam mensejahterakan umatnya.Warga Muhammadiyah dengan penuh kesadaran ingin melihat khalifahnya, calon pemimpin umat dan negaranya harus memiliki pengetahuan yang luas dalam menyelesaikan kasus-kasus yang harus diselesaikan. Maka, dengan penuh kesadaran warga Muhammadiyah melakukan dialog terbuka untuk menguji paling tidak mengetahui seberapa dalam pengetahuan yang mereka miliki dalam menjawab problematika umat yang ada di Indonesia. Pasalnya, mengikuti pola sistem politik yang dikembangkan oleh Al-Mawardi, negara Indonesia tetap dan harus menggunakan sistem paradigma simbiotik.

Paradigma Simbiotik ini suatu paradigma di mana antara agama dan negara saling melengkapi satu sama lain tidak saling terbelah atau dipersamakan satu sama lain. Tentu paradigma ini adalah suatu paradigma pembaharuan dalam kancah politik Islam, gerakan paradigma ini dilakukan oleh para Founding Father negara Indonesia yang beragama Islam terutama warga Muhammadiyah. Warga Muhammadiyah dengan dialog terbuka ini ingin melihat bagaimana para calon ini bisa membawa negara Indonesia dengan mayoritas penduduk muslim ke kancah dunia dan menyelamatkan alam semesta dengan cara pandangan agama dan negara saling mengisi satu sama lain.Sebab keyakinan umat muslim yang ada di Nusantara, terutama di Jawa ditempat Dialog Terbuka itu dilaksanakan yang  secara antropologis pemimpin negara memiliki dua gelar sekaligus, berupa waliyuallah dan waliyul amri. Dengan dua gelar ini setidaknya putra-putra terbaik bangsa akan menyelamatkan semesta dengan arah baru politik kesemestaan dengan ikhtiar merawat segalanya. Maka secara rasional dialog ini diperuntukkan bagi putra-putera terbaik bangsa yang di mana salah satu dari ketiganya akan mendapatkan gelar waliyuallah dan waliyul amri dalam merawat semesta, dan dalam menyelamatkan bangsa Indonesia. (***)

Tag:
Bagikan

Opini lainnya
Terkini