Nagari Koto Padang dan MHA Nagari Sialang Gaung di Dharmasraya

Foto Harian Singgalang
×

Nagari Koto Padang dan MHA Nagari Sialang Gaung di Dharmasraya

Bagikan opini

Nagari Koto Padang dilihat dari perspektif Kesatuan Masyarakat Hukum Adat (MHA) adalah merupakan satu kesatuan wiayah adat dengan Nagari Sialang Gaung termasuk Tarantang.Kerapatan Adat Nagari (KAN) dua Nagari ini adalah satu, berkedudukan di Nagari Sialang Gaung, saat ini dijabat Usman Dt. Majo Kayo suku Caniago. Adalah satu di antara 17 KAN di Dharmasraya.

Tujuh belas KAN itu mempunyai forum dan asosiasi KAN, sebut Edwar Dt. Lembaga Besar, digaris bawahi Mawarman Dt. Pangulu Mudo (suku Caniago) salah seorang anggota DPRD Kabupaten Dharmasraya.Namun dari pemerintahan terdepan dalam Negara Keatuan Republik Indonesia (NKRI), Nagari Koto Padang, adalah satu dari 4 Nagari di Kecamatan Koto Baru, Kabupaten Dharmasraya.

Tiga Nagari pemerintahan lainnya adalah: Nagari Nagari Sialang Gaung (mekar dengan Nagari Koto Padang), Nagari Ampang Kuranji dan Nagari Koto Baru.Wilayah Kesatuan MHA

Mengunjungi Nagari Koto Padang, pada satu sisi telah melihat bagian wilayah adat Nagari Sialang Gaung termasuk kultur Tarantang. Justru dua nagari (Koto Padang dan Sialang Gaung) dari perspektif pemerintahan, merupakan satu kesatuan wilayah MHA Nagari Sialang Gaung.Edwar Dt. Lembago Besar, Ketua KAN Koto Padang menyebut Nagari Koto Padang secara pemerintahan tidak saja bersempadan, tetapi secara adat lebur atau tidak berpisah.

Sejarahnya dulu wilayah ini dulu ditemukan dan didirikan oleh “Balai Nan Tigo” ialah suku 3 Nini (Ninik) penghulunya Dt. Lembaga Besar, suku Melayu payung Dt. Tan Besau, dan suku Caniago payung Dt. Pangulu Besau.Secara Toponimi yakni kajian linguistik yang melihat asal-usul penamaan nomenklatur Nagari Koto Padang ini dalam wilyah kultur Sialang Gaung, berasal kata “Padang”.

Kata “Padang” dimaksud adalah sebuah tempat yang luas disebut Padang Simani. Simani bahasa setempat, adalah sejenis tumbuhan Karamunting (latinnya: Rodomyrtus tomentosa).Termasuk spesies yang “terabaikan” (Neglected and Underutilized Crop Species), sperti dicatat Ernawati Sinaga

Sri Endarti Rahayu, Suprihatin dan Yenisbar dalam bukunya “Potensi Medisinal Karamunting“ (Unas Press, 2019) bahwa karamunting tidak saja tumbuh di Sumatera dan Kalimantan, tapi juga tumbuh liar di China, Vietnam, Thailand, Jepang, Malaysia, Filipina lainnya.Dari pengalaman kecil saya, bahwa buah karamunting itu enak dan manis dimakan, disukai anak-anak. Dulu dijual bertekong-tekong di pasar rakyat.

Dalam perspektif toponimi, Koto Padang ini, berasal dari padang simani, dari nomenklatur padang inilah didirikan Koto (setelah pengembangan wilayah Taratak dan Dusun) yakni wilayah yang setidaknya sudah ditempati 3 suku.Tiga suku ini kemudian mendirikan basis suku disebut kampung, seperti Kampung Suku Tigo Ninik, Kampung Melayu, Kampung Caniago lainnya. Tiga kampung basis suku itu berintegrasi lalu promosi menjadi Nagari.

Bernamalah Nagari ini dengan nomenklatur Koto Padang, termasuk dalam wilayah kultur MHA Nagari Sialang Gaung juga.Ketika mendirikan Nagari dengan Nomenklatur Koto Padang itu, dibuat janji, sumpah sati sekaligus menjadi filosofi nagari, yakni:

Takalo Nagari ka dihunyi jo buatanTabiang ditingkek jo janji

Tag:
Bagikan

Opini lainnya
Terkini