Sirup Pala Olahan Ibu-ibu Kapujan Pesisir Selatan, Butuh Pasar dan Teknologi Baru

Foto Harian Singgalang
×

Sirup Pala Olahan Ibu-ibu Kapujan Pesisir Selatan, Butuh Pasar dan Teknologi Baru

Bagikan opini

PADANG - Di Kapujan Koto Berapak, Kecamatan Bayang, Kabupaten Pesisir Selatan ada usaha sirup berbahan baku buah pala. Rasanya segar, dan bermanfaat untuk kesehatan.Usaha sirup tersebut adalah olahan Kelompok Kerja Bayang Bungo Indah. Dikelola oleh sebanyak 66 orang ibu-ibu di Kapujan Koto Berapak. Hasilnya, sudah dipasarkan sampai ke Kota Padang.

"Sekarang sudah menjadi minuman selamat datang di Hotel Kryad Bumi Minang. Kalau bapak mau bantu kami carikan pasar, terimakasih,"sebut Isus, 55 salah seorang pengolah sirup buah pala di Kelompok Bayang Bungo Indah, Sabtu (23/9/2023).Kini, kelompok yang ibu-ibu tersebut sudah mampu mengolah 60 sampai 70 kg buah pala setiap hari. Hasilnya bisa 20 botol ukuran 350 mili liter.

Untuk satu botol tersebut dihargai Rp20 ribu. Sama dengan sirup lainnya, jumlah itu bisa ditambah dengan air. Jika ada yang memesan, petani ini bisa mengolah dengan cepat."Paling lama satu hari sudah bisa kami buatkan. Karena pengolahannya cuma satu hari. Pesan sekarang besok diambil,"kata Isu menimpali.

Kelompok tersebut sudah lama mengolah buah Pala menjadi minuman kesehatan berupa sirup. Pala yang diolah adalah dagingnya, diparut kemudian diperas.Saat ini yang menjadi kendala adalah teknologi pemerasan buah pala. Mereka masih menggunakan alat pemeras kelapa. Dengan itu, hanya mampu maksimal satu hari 70 kg. Untuk itu, mereka berharap dapat bantuan teknologi yang mampu memeras lebih banyak.

"Kalau bisa 100 kg satu hari, jadi lebih banyak produksi kami,"ujar Isus.Ketua kelompok Kerja Bayang Bungo Indah, Sri Hartati menjelaskan rata-rata masyarakat Nagari Kapujan Koto Berapak merupakan penghasil biji buah pala terbesar di kecamatan Bayang.

"Biasanya buah pala hanya bijinya yang diambil dan daging buah tersebut kami buang, namun ditangan kami daging buah pala bisa diolah menjadi Sirup," kata Sri.Adanya pengelolaan daging buah pala dapat memberikan peningkatan ekonomis bagi masyarakat sekitar.

Sri menjelaskan, saat ini anggota kelompok itu mencapai 66 orang yang terdiri dari ibu-ibu rumah tangga dan meraih omzet sekitar Rp4-5 juta setiap bulan."Untuk pemasarannya kami banyak di Kab Pesisir dan Kota Padang," ucapnya.

Terkait pengembangannya kedepan Sri Hartati ingin usaha sirup buah pala tersebut bisa mendapat dukungan dari pemerintah Provinsi, dengan bantuan berupa bantuan modal dan juga membuka pasar bukan diwilayah Padang saja, tetapi di daerah lain.Perhutanan Sosial

Sirup pala yang diolah oleh kelompok Bayang Bungo Indah adalah hasil pala dari perhutanan sosial di daerah tersebut. Ada sekitar 1000 hektar perhutanan sosial di daerah tersebut."Ini adalah hasil perhutanan sosial, karena masyarakat di sini pada umumnya bertani pala di kawasan hutan sosial,"sebut Kepala Dinas Kehutanan Sumbar, Yozarwardi.

Dikatakannya, terhidung 18 September 2023 total perhutanan sosial di Sumbar sudah mencapai 319 ribu hektar. Khusus di Pesisir Selatan terdapat sebanyak 16 ribu hektar.Di Kapujan Berapak terdapat sebanyak 110 kepala keluarga yang tergabung dalam pengelolaan perhutanan sosia. "Kalau disini, potensinya adalah pala, jadi usaha dasarnya adalah sirup pala. Ke depan tidak tertutup kemungkinan ada produk turunan lainnya,"sebutnya.

Tag:
Bagikan

Opini lainnya
Terkini