Konferensi pers PD menambah runyam persoalan. PD mengumumkan secara resmi mencabut dukungan kepada Anies. Ketua Majelis Tinggi PD, Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan dalam dua tiga hari akan menjajaki kemungkinan koalisi dengan poros lain. Saat ini ditulis, ada dua poros koalisi yang tersisa, Gerindra dan PDI-P.Sulit dibayangkan PD akan berlabuh di salah satu. Sebab keduanya telah dituduh oleh PD sebagai koalisi bentukan sebuah kekuatan yang dia sebut "Master Mind".
Tidak dijelaskan siapa gerangan dimaksud, yang pasti mastermind itu hendak menggagalkan Anies -AHY.Kita tinggal melihat parpol yang mau diajak koalisi PD. Seperti apa respons mereka setelah menyaksikan reaksi amat keras PD menanggapi duet Anies- Cak Imin hasil pengkhianatan. Mudah- mudahan tidak membekaskan pengalaman traumatis menghadapi karakter politisi PD yang ternyata pemberang.Berbanding terbalik dengan pencitraan politik santun Pak SBY selama ini.
Beruntung PKS tidak bereaksi serupa. Sebagai anggota KPP, PKS berhasil mempertunjukkan sosok sebagai partai para negarawan.Tidak terburu- buru bereaksi dan mengambil putusan dalam gegeran PD VS Nasdem. PKS juga jengkel, tapi lebih memilih tenang dan mengutamakan tabayyun.
PKS memang baru menetapkan Anies sebagai Capres. Sedangkan untuk Cak Imin yang baru dideklarasikan akan dimintakan lagi persetujuan dari Majelis Syuro untuk penetapannya. Begitu mekanisme di PKS.Sikap PKS akan sama, siapapun yang dipilih jadi cawapres oleh Koalisi. Artinya, keliru besar kalau ada pihak menganggap Anies punya kewenangan menetapkan cawapres seperti dikesankan oleh PD.
Sesuai UU Pemilu, Capres dan Cawapres diusung oleh Parpol atau gabungan Parpol. Anies hanya diberi mandat mencari cawapres yang bisa mengangkat elektabilitas koalisi.Jadi surat Anies yang seperti memo pribadi yang menyebar luas dijadikan bukti Anies ingkar mungkin telah salah ditafsirkan oleh PD dan AHY.Capres dan Cawapres harus mengikuti mekanisme penetapan resmi dari parpol koalisi. Lagi pula isi surat Anies yang viral lebih bersifat pribadi. Tidak eksplisit menyebut penetapan AHY sebagai cawapres.Peristiwa Kamis kelabu kemarin tentu sangat kita sayangkan terjadi. Peristiwa itu malah membuka tabir memang PD baru bersedia berkoalisi jika AHY cawapresnya. Berkoalisi bukan tentang perubahan Indonesia, tetap untuk kedudukan AHY.
Ada yang menarik di akhir " Blak Blakan Anies - Cak Imin " di Mata Najwa. Saya ingin mengutip mengakhiri tulisan ini. "Kami sudah menikah, rumah tangga itu harus dijaga dengan baik," kata Cak Imin. Tapi harus selalu waspada terhadap Sara'dasi seperti pappaseng orang -orang tua Bugis Makassar. Apalagi di tahun politik, Sara'dasi tampak dominan.(*)