Rumah Eni Pencari Siput di Kota Solok Kini Tidak Berdinding Terpal Lagi

Foto Harian Singgalang
×

Rumah Eni Pencari Siput di Kota Solok Kini Tidak Berdinding Terpal Lagi

Bagikan opini

PADANG - Rumah semi permanen bercat biru muda cukup mencolok di pinggir jalan Parak Anau, Kelurahan Tanah Garam, Kecamatan Lubuk Sikarah, Kota Solok.Pemiliknya Eni (67) janda ditinggal suami yang mendapatkan bedah rumah dalam kegiatan Latihan Integrasi Taruna Wreda Nusantara (Latsitardanus) XLIII tahun 2023 yang dilaksanakan pada 19 Mei – 7 Juni 2023 di Kota Solok.

Rumah itu tepat ditubir tebing. Dinding belakangnya sudah jurang. Terasnya di pinggir jalan, Parak Anau, Tanah Garam, Kota Solok.Eni menempati rumah itu berdua dengan cucunya, Zahra. Zahra adalah cucunya yang bungsu, dari tiga bersaudara. Dua kaka Zahra sudah berkeluarga, tidak tinggal lagi bersama Eni.

Eni hanya memiliki satu orang anak. Anaknya perempuan, sudah meninggal. Menantunya juga sudah tiada. Mereka meninggal tiga orang anak yang kemudian dibesarkan oleh Eni."Alhamdulillah, kami sudah punya rumah yang bagus,"sebut Eni saat dikunjungi, Kamis (8/6).

Selama ini Eni memang sudah didaftarkan untuk mendapatkan bantuan rumah. Hanya saja tanah yang ditempatinya tidak milik sendiri. Akibatnya Eni selalu terkendala mendapatkan bantuan.Kali ini, pemilik tanah sudah memberikan izin pemakaian untuknya. Sehingga rumah itu dapat dibangun dengan kegiatan Latsitardanus.

Sebelumnya, rumah itu berdindingkan terpal. Hanya dengan dua ruang. Satu digunakan oleh Eni sendiri, satu lagi digunakan oleh cucunya, Zahra.Eni adalah warga tidak mampu. Usahanya menjual bensin ketengan, kemudian mencari siput di bandar-bandar di sekitar Tanah Garam, Solok. Menjalani usaha itu dirinya maksimal mendapat 15 sampai 20 liter perhari.

"Saya menjualnya ke Sijunjung. Kalau dijual di Solok tidak banyak yang beli,"ujarnya.Siput tersebut, setiap liternya dihargai Rp25 ribu. Itupun dijalaninya tidak setiap hari. Karena untuk mendapatkan siput, juga tidak mudah.

Selain mencari siput, Eni juga merajut keleng minuman kemasan bekas menjadi tas. Tas ini dijualnya seharga Rp20 persatuan. Kadang terjual, kadang tidak. Sementara untuk memenuhi kebutuhannya, Eni harus membeli beras. Begitu juga untuk membiayai cucunya di SMA 1 Kota Solok."Saya juga harus memenuhi biaya sekolah cucu saya, minimal setiap hari Rp10 ribu. Karena cukup jauh dari rumah. Kadang kalau ada yang bermurah hati menumpang ke rumah, tidak perlu bayar ojek, ada hemat sedikit,"ujarnya.

Dengan bantuan bedah rumah ini, Eni sudah cukup bersyukur. Rumah yang ditempati sudah layak huni. Kini dia hanya memikirkan untuk kebutuhan hari-hari.Latsitadarnus

Sebelumnya, Sumbar menjadi tuan rumah pelaksanaan Latsitardanus. Kegiatan itu melibatkan sebanyak 1.300 siswa dari terdiri atas Taruna Akademi TNI, Taruna Akademi Kepolisian (AKPOL), Praja Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), Taruna Politeknik Siber dan Sandi Negara (PSSN) melaksanakan kegiatan sosialisasi, penyuluhan, serta promosi sekolah kedinasan.Di Kota Solok, selain membedah Kelurahan Tanah Garam, bedah rumah juga dilakukan di Kelurahan Nan Balimo, Kecamatan Tanjung Harapan.

Bedah rumah sendiri dilakukan oleh anggota Latsitardanus XLIII/2023 Yontarlat 4/ Kijang. Selain program bedah rumah, 309 peserta Latsitardanus XLIII juga melakukan kegiatan pengecatan pinggiran Sungai Batang Lembang, Kecamatan Tanjung Harapan, Kota Solok, agar terlihat lebih indah dan rapi.Selama kegiatan Latsitardanus XLIII di Kota Solok, para peserta Latsitardanus XLIII juga membangun tugu di di Simpang Lima Jalan Lingkar Utara, Kelurahan Laing, Kota Solok.

Tag:
Bagikan

Opini lainnya
Terkini