2 Mei Hari Pendidikan Nasional, Arti Pendidikan Bagi Perempuan,

Foto Harian Singgalang
×

2 Mei Hari Pendidikan Nasional, Arti Pendidikan Bagi Perempuan,

Bagikan opini

Tidak banyak yang tahu bahwa ada tokoh pendidikan perempuan yang lahir di Minangkabau. Namanya memang tidak setenar RA Kartini, tapi buah tanganya hingga kini masih kokoh berdiri, telah banyak melahirkan tokoh, politik, pengusaha, yaitu, Diniyah Putri di Padang Panjang.Namanya, Syaikhah Hajjah Rangkayo Rahmah El Yunusiyah. Beliau lahir di Padang Panjang 29 Desember 1900. Cita-citanya terhadap kemajuan perempun sangatlah tinggi. Beliau ingin perempuan memiliki jiwa keislaman yang baik yaitu menjadi ibu pendidikan yang cakap dan arif serta bertanggung jawab tentang kesejahteraan masyarakat dalam pengabdiannya kepada Allah SWT.

Rangkayo Rahmah ingin perempuan memiiliki jiwa keislaman yang baik. Ini sebuah cita-cita yang luar biasa. Karena pada hakekatnya, perempuan yang wawasan keislamannya baik maka akan melaksanakan tugas dan tanggung jawabnnya sebagai istri dan ibu dengan baik. Bukan hanya sekedar berpendidikan tinggi, tetapi juga pemahaman keislaman yang tinggi pula. Tidak cukup hanya berpendididkan tinggi, tapi perempuan yang memiliki pendidiakn keislaman yang baik akan menjalankan peran peradabannya dengan baik pula.Perempuan yang berpendidkan tinggi dan bekerja di level yang tinggi dengan penghasilan yang tinggi, tetapi tidak dibekali dengan pemahaman keislaman yang tinggi ternyata tidak sedikit yang akhirnya menyalahi kondratnya. Misalnya, mereka menjadi korban materialistic, hedonis, tidak ingin direpotkan dengan pernikahan tetapi melakukan hubungan sex di luar nikah. Menyukai anak kecil tetapi tidak mau memiliki keturunan (children free). Tidak sedikit juga perempuan yang berpendidikan tinggi mengalami masalah dalam rumah tangga. Hasil penelitian Choirul Ummah di Universitas Negeri Yogyakarta mengatakan bahwa istri yang berpendidikan tinggi justru jadi bumerang terhadap kasus cerai gugat. Hal ini ditengarai akibat pengaruh budaya modern, kemandirian ekonomi istri, kejelian istri menangkap masalah keluarga dan keberaniannya menyarakan hak-haknya.

Perceraian bukan masalah yang sepele, akan muncul masalah medis dan psikoligis. Misalanya, daya tahan tubuh akan melemah atau penyakit jantung. Secara psikologis, anak-anak yang orang tuanya bercerai (broken home) berpotensi mengalami penurunan prestasi akademik, sensitive secara emosi, atau mudah marah dll.Maka benarlah Rangkayo Rahmah dengan misinya, bahwa perempuan mesti memiliki jiwa keislaman agar mampu menjalankan peran peradaban yang dititiskan alam padanya, yaitu sebagai ibu dan istri yang akan menjadi benteng dalam ketahanan keluarga serta melahirkan generasi yang mewarnai dunia tidak saja dengan prestasinya, tapi juga dengan akhlah dan budinya.

Pendidikan sangat penting bagi perempuan, seperti kata Kartini, bukan untuk menyaingi laki-laki, tetapi Pendidikan penting bagi perempuan agar perempuan cakap melaksanakan tugas peradabannya, yaitu sebagai istri dan ibu dalam rumah tangganya. Dan yang lebih penting lagi bagi perempuan adalah memiliki wawasan keislaman yang baik agar perempuan selamat dunia dan akhirat. Rasulullah menjamin perempuan akan masuk syurga jika, menjaga sholat lima waktunya, berpuasa di bulan Ramadhan, menghindari diri dari zina, dan taat kepada suami.(**)

Tag:
Bagikan

Opini lainnya
Terkini