Sebagian orang mungkin tidak mengetahui bagaimana perjuangan Megawati paska runtuhnya kekuasaan Sukarno. Tidak mudah bagi Megawati eksis di panggung politik setelah kekuasaan beralih ke tangan Suharto. Pada tahun 1927, Sukarno mendirikan Partai Nasional Indonesia (PNI).Partai ini pada tahun 1973 bergabung dengan partai lain yaitu Partai Murba, Partai Kristen Indonesia, Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesai dan Partai Katolik menjadi Partai Demoktrasi Indonesai (PDI).
Sejak berdirinya, konflik internal selalu melanda PDI. Ditengarai kondisi ini akibat campur tangan pemerintah kala itu di tubuh PDI.Sebagian kader berharap Megawati memimpin partai, tetapi kekuatan besar menghadang laju perjuagan Megawati. Megawati terpilih secara de facto sebagai ketua umum partai pada kongres luar biasa (KLB) di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, Jawa Timur, periode 1993-1998. Terpilihnya Megawati sebagai ketua umum bukan berarti konflik internal partai berakhir.
Pada Kongres 1996 di Medan, pemerintah menetapkan Soerjadi sebagai ketua umum partai. Pendukung setia Megawati tidak terima dan melakukan unjuk rasa besar-besaran.Puncaknya terjadi pada tanggal 27 Juli 1996, terjadi bentrok besar-besaran antara pendukung Megawati dan pendukung Soerjadi yang dikenal dengan Kerusuhan Dua Puluh Tujuh Juli atau terkenal dengan Peristiwa Kudatuli.
Setelah Peristiwa Kudatuli, Megawati tetap melakukan konsolidasi dengan pendukungnya. Gerakannya tidak bisa dibungkam, darah perjuangannya terus mendidih.Berakhirnya era Suharto membawa berkah bagi perjuagan Megawati. Pada Kongres ke-V di Bali, Megawati ditetapkan sebagai ketua PDI. Selanjutnya pada 1 Februari 1999, PDI berubah menjadi PDI Perjuangan agar bisa mengikuti pemilu.Megawati tidak saja mewarisi darah perjuangan ayahnya. Beliau juga adalah pemimpin perempuan yang kharismatik, dicintai dan dihormati pendukungnya. Tidak ada politikus yang mampu menyaingi manufer politiknya. Setelah reformasi, 3 kali PDIP memenangkan pemilu, yaitu tahun 1999, 2014 dan 2019. Sebuah prestasi luar biasa ditengah sengitnya persaingan multi patai. Bahkan beliau pernah menjadi presiden Indonesia di tengah pro kontra pemimpin perempuan.Sadar tidak bisa melawan takdir kepemimpian perempuan di tanah air, Megawati melakukan kaderisasi. Beliau mampu melahirkan tokoh baru dari rahim PDIP. Megawati berhasil melambuhngkan Joko Widodo sebagai pemimpin baru, mulai dari Walikota Solo, Gubernur DKI dan terakhir Jokowi menjadi presiden Indonesia dua periode. Disinilah kebesaran seorang Megawati. Beliau tidak egois ngotot menjadi calon presiden seperti ketua umum partai lain. Keberhasilan seorang pemimpin adalah jika ia mampu melahirkan pemimpin baru dari rahim partainya. Megawati tidak memaksakan kehendak pribadinya memimpin Indonesia, tetapi beliau berhasil mengendalikan Indonesai melalui kader yang dipromosikannya. Tidak ada yang bisa menyangkal, Megawati membuktikan kepiawaianya memimpin organisasi politik.
Megawati tidak saja berhasil menjadikan kadernya sebagai tokoh nasional hingga presiden. Beliau juga berhasil mewarisi darah politik kepada anaknya, Puan Maharani. Puan pernah menjadi Menteri dan saat ini ketua DPR, sebuah jabatan strategis yang banyak diincar para politikus.Banyak orang mengira Megawati akan mengumumkan Puan Maharani sebagai calon presiden yang akan diusung PDIP. Megawati mampu mengendalikan syahwat politiknya dengan tidak memajukan Puan walau pendukung Puan tidak kalah banyaknya di internal partai. Bukan sebuah keputusan yang mudah bagi Megawati mengumumkan Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah dua periode sebagai calon presiden 2024 yang diusung PDIP walau magnet Ganjar tidak sedahsyat Jokowi. Megawati benar-benar menunjukkan kebesarannya sebagai seorang pemimpin. Sungguh sulit mencari tandingan Megawati. Walau tidak mencalonkan diri sebagai presiden, tetapi beliau mampu melahirkan seorang presiden di sebuah negara besar.
Terlepas dari beliau anak seorang proklamator, sulit dicari pempimpin seperti Megawati. Beliau lahir dari sebuah perjuagan yang tidak mudah. Mental kemimpinanya ditempa dari konflik internal PDI dan tekanan Orde baru. Ibarat Kupu-Kupu, Megawati melewati proses berat dari ulat, kepompong hingga akhirnya menjadi kupu-kupu yang cantik. Alam tidak pernah berkhianat pada para pejuang, siapa yang berjuang maka mereka akan mendapatkan hasil.Tidak ada manusia yang sempurna, begitupun Megawati. Pro dan kotra terhadap sepak terjang politik beliau adalah sebuah dinamika politik. Perlu diakui bahwa Megawati adalah politikus sejati yang lahir dari perjuangan. Mereka yang menceburkan diri di dunia politik perlu belajar dari Megawati, khususnya perempuan. Ambil hal-hal positif dari kemimpinan beliau. Indonesia tidak kekuarangan orang cerdas, tetapi orang yang matang dalam berjuang, memiliki daya tahan dan berani mengambil resiko merekalah yang akan menjadi pemenang.(*)